Tadabbur berasal dari Bahasa Arab yang berarti memikirkan, memperhatikan, dan merenungkan sesuatu secara mendalam. Sehingga dalam pemikiran ini, seseorang dapat mengambil hikmah dari suatu fenomena atau peristiwa yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan hakikat untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Maka manusia seharusnya mampu memahami, merenungi dan memperhatikan bumi sebagai tempat tinggalnya sebagai bentuk tadabbur alam.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tadabbur berarti merenung. Sedangkan alam adalah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, segala sesuatu yang ada dalam satu lingkungan.
Berbeda hal nya dengan berwisata dalam pandangan Islam. Tentu makna dari tadabur alam ini berbeda yaitu untuk mempertebal keimanan dan ketakwaan. Memahami tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah dengan melihat beragam ciptaannya. Cukup kita memperhatikan tiga unsur yang dapat dijangkau oleh akal yaitu Alam Semesta, Manusia dan Kehidupan. Bukti bahwa segala sesuatu mengharuskan ada sang pencipta dialah Allah SWT. Sejatinya ketiga unsur tersebut bersifat terbatas, lemah, serba kurang.
Dengan tadabbur alam bersama keluarga melihat laut yang luas,bergemuruhnya ombak, beragam jenis-jenis ikan itu bisa meningkatkan keimanan. Oleh karena itu dalam Al-Qur’an terdapat ajakan untuk mengalihkan perhatian manusia terhadap benda-benda yang ada, agar dapat membuktikan adanya Allah SWT.
Dengan mengamati benda-benda tersebut, bagaimana satu dengan yang lain saling membutuhkan, akan memberikan suatu pemahaman yang meyakinkan dan pasti, akan adanya Allah Yang Maha Pencipta lagi Maha Pengatur. Adapun firman-firman Allah SWT:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal (TQS. Ali Imran (3): 190).
(Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah diciptakan-Nya langit dan bumi serta berlain-lainnannya bahasa dan warna kulitmu (TQS. Ar-Rum (30): 22)
Inilah makna tadabbur alam yang sebenarnya cukup dengan memperhatikan dan memfokuskan benda-benda sekitar. Seraya mengajaknya turut mengamati dan memfokuskan perhatian terhadap benda-benda tersebut dan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya.
Penulis:
Ek