"Pendidikan merupakan pintu peradaban dunia. Pintu
tersebut tidak akan terbuka kecuali dengan satu kunci. Yakni, seorang atau
sosok guru yang peduli dengan peradaban dunia"
begitulah salah satu kata mutiara yang sering kita dengar Ucap Eddy Kurniwan
S.Sos.
Bila
kita renungkan sejenak mengingat sejarah perjuangan di masa/era penjajahan, terdapat banyak
sosok para pahlawan yang
luar biasa dedikasinya demi kepentingan bangsa dan negara. Karakter
kepahlawanan mereka dibentuk melalui proses pendidikan yang mengintegrasikan
aspek pengetahuan dengan semangat memberikan manfaat bagi sesama. Di balik
kisah kepahlawanan itu terdapat para guru yang berperan besar di dalamnya.
Ibarat lilin yang menyalakan cahayanya di tengah pekatnya kegelapan, mereka
datang dengan tujuan mulia ingin mengangkat peradaban bangsa Indonesia
bahkan bisa ke peradaban umat manusia. Guru
bagai pelita dalam kegelapan.
"suatu bangsa tidak akan maju sebelum ada di
antara bangsa itu segolongan guru yang suka berkorban untuk keperluan
bangsanya." Maka awal kebangkitan suatu bangsa harus dimulai dengan
mencetak guru-guru yang suka berkorban. Guru yang dimaksud Mohammad Natsir di
sini bukan sekadar pengajar dalam kelas formal. Sejatinya guru merupakan para
pemimpin, orangtua, dan juga pendidik. Guru adalah pelopor perubahan peradaban
bangsa. Guru adalah teladan, digugu, dan ditiru.
Negara Jepang bangkit dari kehancuran setelah kalah dalam perang dunia ke-2
akibat kota Hirosima dan Nagasaki di Bom
Atom oleh sekutu, cepa bangkit disebabkan masih adanya para guru yang cepat
bangkit mendidik para anak didiknya.
Guru yang paling menginspirasi itu bukan pada guru yang
menyampaikan ilmunya kemudian muridnya menerima dan melaksanakan sesuai dengan
penyampaiannya. Tapi guru yang menyampaikan ilmunya kemudian muridnya
mengembangkan ilmu tersebut menjadi karya yang nyata. Menggandeng tangan,
membuka pikiran, menyentuh hati, dan membentuk masa depan. Seorang guru
berpengaruh selamanya, ia tak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir. Jika
prasyarat kebaikan dipenuhi oleh seorang guru sebagai materi yang diajarkan,
maka ganjaran kebaikan yang tak terputus akan menjadi sumber kebahagiaan saat
berjumpa dengan Allah. Karena salah satu yang akan
kita bawa setelah mati adalah ilmu yang bermanfaat.
**eka