Kalimat Tauhid " ليلى اهل الله محمد رسول الله " Merupakan Kalimat Pemersatu Umat Islam
Kalimat yang di dalamnya sebagai pembangkit keberanian dan pengorbanan kaum muslim dalam berbagai medan perang. Bahkan sejarah mencatat pada saat perang mu’tah, sahabat Rasul Zaid bin Haritsah, Ja’far, dan Abdullah bin Rawwahah gugur membela mati-matian bendera Rasulullah.
Jika sejarah mencatat dengan jujur bagaimana sepak terjang kemerdekaan indonesia adalah dibawah pekikan takbir dan semangat tauhid membela tanah indonesia dari cengkeraman penjajah. Stigma-stigma negatif akan terus di lancarkan di tengah-tengah kaum muslim untuk memecah belah persatuan Umat Islam. Sejarah mencatat sepak terjang para walisongo yang merupakan utusan khalifah yang mendakwahkan tauhid di negeri ini.
Muslim indonesia mengantongi sejarah panjang dan besar. Sejarah itu yang mengantarkan kita menjadi negeri muslim terbesar. Dan tak lupa juga berkat jasa para ulama yang mempertahan nusantara dengan bersimbah darah dan taruhan nyawa. Tidak hanya mengenang jasanya tapi melanjutkan perjuangan mereka. Membebaskan negeri ini dari penjajahan, baik penjajahan fisik maupun non fisik.
Pertikaian antar sesama Umat Islam sampai menumpahkan darah tidak pernah berhenti sampai saat ini, hal ini di lakukan oleh orang musyrik yang tidak menyukai Agama Islam. Karena persatuan kaum muslim di bawah panji tauhid adalah ancaman besar bagi kaum musyrik yang mengemban kapitalisme.
Allah SWT berfirman :
“ Dialah yang telah mengutus Rasul-nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk di menangkan-nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai”. (At-Taubah/9: 33)
Rasul SAW bersabda :
“Allah SWT telah menghimpun (mengumpulkan dan menyatukan) bumi ini untukku. Oleh karena itu, aku dapat menyaksikan belahan bumi barat dan timur. Sungguh kekuasaan umatku akan sampai ke daerah yang di kumpulkan (diperlihatkan) kepadaku itu.” (HR. Imam Muslim, Abu dawud, Imam Turmudzi dan di nilai sebagai hadis shahih).
Islam dibangun di atas tiga dimensi. Dimensi pertama adalah aqidah atau tauhid. Di atas aqidah, Islam dibangun dengan kokoh. Di atas tauhid, Islam dibangun dengan sempurna. Ketika manusia telah sanggup memeluk Islam maka diwajibkan membaca kalimat syahadat, Ásyhadu alllaa illaha illallah. Asyhadu anna muhammadar rasululullah.
Dengan kalimat tauhid, laa ilaha illallah, berarti telah mentauhidkan Allah. Mengakui Allah yang satu. Mengakui Allah sebagai Tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Laa ilaha illallah bermakna laa syariah illallah. Laa hakima illallah. Laa tho’ata illallah.
Tidak ada hukum yang terbaik kecuali hukum Allah. Tidak ada hakim yang adil daripada Allah. Tidak ada syariat atau perundang-undangan aturan yang lebih baik daripada Allah. Ketika manusia telah mentauhidkan Allah berarti dia telah berikrar, bersumpah dengan sekuatnya di dalam hati, karena keimanan arti tauhid itu ikrar di dalam hati.
Kalimat Tauhid " ليلى اهل الله محمد رسول الله " adalah kalimat pemersatu umat islam tanpa mengenal suku, warna kulit, kebangsaan, madzhab dan segala pemahaman yang ada di tengah umat islam. kaum yang berada di bawah kalimat itu adalah kaum yang bagaikan satu tubuh dan terikat satu sama lain dalam satu ikatan antara saudara yang masih kerabat.
Sumber Berita :
http://mediasiar.com/saatnya-bersatu-di-bawah-kalimat-tauhid/
https://mediaumat.news/ketika-umat-islam-bersatu-disatukan-dengan-tauhid-tak-akan-bisa-dikalahkan/
0 komentar:
Posting Komentar