سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Jumat, 24 Juni 2022

DEMOKRASI DAN DINASTI POLITIK

Praktik kekuasaan dengan “memberi” posisi anggota keluarga dalam struktur kekuasaan sering disebut dengan dinasti politik.  Dinasti politik adalah realitas yang tak terhindarkan dalam demokrasi . Sistem politik dinasti untuk mengakomodasi hubungan yang lebih pribadi tanpa melihat kemampuan, sehingga merusak sistem demokrasi yang ingin kita bangun. Fenomena politik kekerabatan muncul karena demokrasi tidak sehat. 

" Sistem meritokrasi dianggap sangat cocok dengan iklim politik Indonesia. Selain meningkatkan kualitas, kapasitas dan keterampilan seorang pemimpin, sistim meritrokasi ini juga dapat mengikis adanya sistem dinasti', ujar seorang pengamat politik Eddy Kurniawan S. Sos.

Meritokrasi pertama kali diperkenalkan oleh Young (1959) sebagai konsep merit yang mengutamakan IQ dan effort untuk mencapai suatu posisi. Pemaknaan mengenai meritokrasi itu sendiri mengalami perkembangan. Berdasarkan pemaknaannya, meritokrasi merupakan sebuah sistem sosial yang memengaruhi kemajuan dalam masyarakat berdasarkan kemampuan dan prestasi individu daripada basis keluarga, kekayaan, atau latar belakang sosial (Kim & Choi, 2017).

Meritokrasi sebagai kondisi yang menghadirkan kesempatan yang sama kepada semua individu dalam masyarakat untuk menduduki suatu posisi atau jabatan di publik (Lipsey, 2014; Martin et al, 2014; Au, 2016). Kesempatan yang sama ini dilatari oleh kompetensi yang dimiliki oleh individu sehingga yang nanti menduduki posisi jabatan publik adalah orang-orang yang dianggap terbaik. Penerapan meritokrasi ini tidak terbatas hanya posisi tertentu, tetapi bisa diterapkan dalam konteks seluruh posisi pada suatu pekerjaan atau pelayanan publik.

Frasa politik dinasti dan dinasti politik mengisi ruang publik negeri ini. Dinasti politik dan politik dinasti menggeliat di dalam pembicaraan publik. Pertanyaan kita sebagai masyarakat, apa kehebatan frasa dinasti politik dan politik dinasti? Apakah dinasti politik dan politik dinasti akan mensejahterakan kita sebagai warga?
Dinasti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai keturunan raja-raja yang memerintah, semuanya berasal dari satu keluarga. Pengertian tersebut diperjelas dalam laman wikipedia.org yang menyebutkan bahwa dinasti adalah kelanjutan kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh satu garis keturunan (keluarga yang sama).
Politik dinasti dapat diartikan sebagai sebuah kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga.
Dinasti politik lebih indentik dengan kerajaan. Sebab, kekuasaan akan diwariskan secara turun temurun dari ayah kepada anak, agar kekuasaan akan tetap berada di lingkaran keluarga. Apa yang terjadi seandainya negara atau daerah menggunakan politik dinasti?

Politik kekerabatan itu sebagai gejala neopatrimonialistik. Benihnya sudah lama berakar secara tradisional. Yakni berupa sistem patrimonial, yang mengutamakan regenerasi politik berdasarkan ikatan genealogis, ketimbang merit system, dalam menimbang prestasi. Politik dinasti jelas bertentangan dengan budaya demokrasi yang sedang tumbuh di negeri tercinta ini dan akan mengebiri demokrasi kita.
Dengan Politik Dinasti membuat orang yang tidak kompeten memiliki kekuasaan. Tapi hal sebaliknya pun bisa terjadi, dimana orang yang kompeten menjadi tidak dipakai karena alasan bukan keluarga. Di samping itu, cita-cita kenegaraan menjadi tidak terealisasikan karena pemimpin atau pejabat negara tidak mempunyai kapabilitas dalam menjalankan tugas. 
Maka Dari itu Dinasti politik bukanlah sistem yang tepat unrtuk diterapkan di Negara kita Indonesia, sebab negara Indonesia bukanlah negara dengan sistem pemerintahan monarki yang memilih pemimpin berdasarkan garis keturunan.
Akibat Dari Politik Dinasti ini maka banyak pemimpin lokal menjadi politisi yang mempunyai pengaruh. Sehingga semua keluarga termasuk anak dan istri berbondong-bondong untuk dapat terlibat dalam system pemerintahan. 

 Dampak Negatif Apabila Politik Dinasti Diteruskan :

* Menjadikan partai sebagai mesin politik semata yang pada gilirannya menyumbat fungsi ideal partai sehingga tak ada target lain kecuali kekuasaan. Dalam posisi ini, rekruitmen partai lebih didasarkan pada popularitas dan kekayaan caleg untuk meraih kemenangan. Di sini kemudian muncul calon instan dari kalangan selebriti, pengusaha, “darah hijau” atau politik dinasti yang tidak melalui proses kaderisasi.

** Sebagai konsekuensi logis dari gejala pertama, tertutupnya kesempatan masyarakat yang merupakan kader handal dan berkualitas. Sirkulasi kekuasaan hanya berputar di lingkungan elit dan pengusaha semata sehingga sangat potensial terjadinya negosiasi dan penyusunan konspirasi kepentingan dalam menjalankan tugas kenegaraan.

*** Sulitnya mewujudkan cita-cita demokrasi karena tidak terciptanya pemerintahan yang baik dan bersih (clean and good governance). Fungsi kontrol kekuasaan melemah dan tidak berjalan efektif sehingga kemungkinan terjadinya penyimpangan kekuasaan seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.


Sumber berita:
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11428
https://beritabangka.com/2020/07/29/politik-dinasti-dan-demokrasi/
https://kumparan.com/dinaarif30/balada-perpolitikan-indonesia-dan-nasib-demokrasi-kita-1u03qKoqq7b/full

Rabu, 22 Juni 2022

BILAKAH MALAYSIA + INDONESIA BERSATU ???

Wacana pengintegrasian Indonesia dan Malaysia akan mungkin saja terwujud. Meskipun banyak para sejarawan dan para anggota komisi DPR di Indonesia  maupun para tokoh kedua negara sebelumnya banyak berpendapat sangat sulit untuk dilakukan.

Seharusnya hal tersebut bisa terwujud , sebab perbedaan latar latar belakang ideologi dan etnis pembentuk kedua negara tidaklah menjadikan suatu masalah besar malah akan sebaliknya akan dijadikan acuan untuk saling membina persatuan dan kesatuan. Klaim Malaysia sebagai penganut Islam juaga tidak cukup mendasar karena  Indonesia juga pastinya lebih banyak penganutnya dibandingkan Malaysia. Apalagi bila dilihat kebelakang bahwa Islam adalah Rahmatanlil'alamin dan para tokoh-tokoh Islam di Nusantara merupakan suatu kesatuan.

Menurut Pengamat Politik Eddy Kurniawan S.Sos, 'Kita dulu belajar dari kecil dengan mengibaratkan sebatang Lidi yang rapuh bila dipatahkan, akan tetapi bila Lidi disatukan menjadi banyak tentunya akan semakin kuat dan susah di patahkan, yang lebih penting lagi kedua negara memiliki potensi alam dan budaya yang sangat dasyat, Oleh sebab itulah para penjajah saling berbagi roti untuk menguasai / menjajah kedua negara itu. Ya tentunya Inggris dan Belanda. Jadi bila kita berpikiran kedepan untuk menjadi bangsa yang lebih hebat sangat baik dan mungkin bisa di wujudkan. Dari sisi rakyat malah sangat senang, silahkan siapa saja yang memang bisa memimpin demi kemajuan dan kemakmuran rakyat semuanya bisa di orbitkan".

Alangkah Indahnya bila bangsa serumpun dapat bergabung kembali.... malah semakin kuat.... negara negara lainnya tentu akan tidak semena mena memandang negara yang bila bergabung akan sangat diperhitungkan, kita sudah di pecah belah dari zaman dahulu agar menjadi semakin kecil dan mudah di jajah dan di adudomba. Kapan lagi kita sama sama sadar akan kepentingan bersama yang sangat bersar buat anak cucu kita.

Penulis: EK


Minggu, 08 Mei 2022

BERSILATURAHIM BERSAMA DEKAN FISIP UNRI TERPILIH , Dr. MEYZI HERIYANTO DI RECHISZ CAFE (MTC PANAM PEKANBARU)

Sahabat atau sobat sobat semuanya, bila kita dengar kata "REUNI" tentu kata ini bukan asing lagi di telinga. Bahkan mungkin, kita sendiri justeru adalah bagian dari acara reuni tersebut. Entah itu reuni sesama bekas teman sekolah, teman kuliah, sesama anggota komunitas dan lain-lain.

Sampai ada yang pernah membuat status di media sosial. "Sekolah atau bergaullah dengan sebanyak mungkin teman. Sebab kalau tidak pernah sekolah dan bergaul, mana bisa Anda ikut acara reuni?"  Wkwkwk betul gak bro ?  ....

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata re*u*ni /runi/ n berarti pertemuan kembali (bekas teman sekolah, kawan seperjuangan, dan sebagainya) setelah berpisah cukup lama

Nah jelas kan arti kata "reuni" itu? Tapi perlu hati-hati, kata teman saya yang "pemerhati" acara reuni. Hampir tiap minggu, tiap bulan, dia ikut acara reuni. Katanya, acara reuni itu (katanya dia nih ya) bisa menumbuhkan kembali cinta yang dulu terpendam, akan bersemi lagi cihuiii....TTM = Teman Tapi Mesra...wkwkw,  tapi ingat loh bagi yang sudah berkeluarga sama anak dan istri...di rumah....he he he... bagusnya bagi yang sudah berkeluarga Istri/Suami/Anak juga di bawa serta biar bisa saling mengenal antar anak-anak masing-masing keluarga....bisa semakin kuat loh persatuannya.....

Oleh sebab itu angkatan 93 Jurusan Administrasi Niaga UNRI mengadakan Silaturahmi bersama....di hadiri oleh salah satu Dekan FISIP UNRI terpilih di Universitas Riau (Dr. Meyzi Heriyanto). 

Menurut beliau " Kita akan melakukan hal ini lebih sering lagi, dengan schedule yang tepat dan akurat agar diharapkan para Alumni dapat lebih banyak lagi yang akan datang".


Penulis: EK

Jumat, 06 Mei 2022

SILATURAHMI ALUMMI FISIFOL UNRI ANI 94

 

Bro bro semua kita dapat  moment yang tepat untuk bisa bersilaturahmi, dengan silaturahmi, dengan sesama teman atau persahabatan akan tetap terjaga dengan baik.

Tentunya bagi Anda yang merayakan Lebaran, silaturahmi merupakan satu di antara tradisi yang tak bakal kelewatan.

Silaturahmi sangat erat kaitannya dengan saling bermaaf-maafan dan bertemu dengan orang orang yang sudah kita kenal yang sudah lama tak berjumpa.

Silaturahmi pada saat Lebaran bisa dilakukan dengan berkumpul bersama teman dan sahabat yang baik.

Adapun manfaat silaturahmi saat Lebaran tidak hanya sekadar menjalin hubungan baik antaramanusia, kegiatan ini juga dapat mendatangkan banyak manfaat lainnya bagi umat Muslim.

Berikut ini beberapa manfaat silaturahmi saat Lebaran, yang jarang diketahui umat Muslim.

Oleh karena itu Alumni Fisipol Unri Angkatan 94 melakukan silaturahmi bersama di Cafe Raden, Cafe Rehisz dan Re_Coffee yang lokasinya di MTC Panam KM. 12.5 tepat di belakang Pizza Hut atau di samping pasar Jongkok Panam - Pekanbaru.


Penulis : ek


Senin, 18 April 2022

MAKANAN HALAL MENURUT ISLAM

 

Makanan Halal dari Sumbernya

Produk yang dibuat dari bahan-bahan berikut adalah termasuk makanan halal, kecuali mengandung atau bersentuhan dengan zat haram:

1. Semua tanaman dan produknya

2. Daging, unggas, burung buruan, dan hewan bersertifikat.

3. Semua makhluk air, ikan, krustasea, dan moluska.

4. Telur hanya dari burung yang bisa diterima.

5. Rennet dari anak sapi bersertifikat Halal yang disembelih.

6. Rennet non-hewan (NAR, kultur).

7. Gelatin yang diproduksi dari kulit dan tulang sapi halal bersertifikat.

8. Bahan-bahan hewani bersertifikat halal.

Makanan Halal dari Penyembelihannya

Kondisi yang diperlukan untuk penyembelihan hewan dan burung halal adalah:

1. Rumah pemotongan hewan atau pabrik harus di bawah pengawasan ketat dan konstan dari organisasi keagamaan.

2. Tempat, mesin dan peralatan harus digolongkan menurut Syariah Islam (hukum) sebelum produksi terjadi.

3. Penyembelih haruslah seorang Muslim yang dewasa dan saleh. Memiliki akal sehat yang memahami sepenuhnya dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan penyembelihan halal dan disetujui oleh otoritas agama.

4. Hanya hewan dan burung hidup yang dapat diterima yang dapat disembelih.

5. Pembantaian harus dilakukan secara manual menggunakan pisau baja.

6. Fasilitas harus tersedia untuk membilas pisau setelah setiap pembunuhan.

7. Penjagal harus memutuskan saluran pernapasan, kerongkongan, dan vena jugularis.

8. Hewan itu harus benar-benar mati sebelum menguliti dilakukan.

Ada beberapa dalil yang membahas tentang makanan halal sebagai pedoman umat Muslim. Berikut beberapa dalil yang membahas tentang makanan dan minuman halal:

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 88, Allah SWT yang artinya:

Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. Al-Maidah: 88)

Selain itu dalam surat Al- Baqarah ayat 168 Allah SWT berifirman, yang artinya:  

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 168).

Dari dua ayat tersebut, makanan halal yang boleh dimakan umat Islam adalah yang memenuhi dua syarat, yaitu halal, yang artinya diperbolehkan untuk dimakan dan tidak dilarang oleh hukum syara’, dan baik/Thayyib yang artinya makanan itu bergizi dan bermanfaat untuk kesehatan.

Halal dari Proses Pengolahannya

Makanan halal harus diperoleh dengan cara yang halal pula. Cara atau proses pengolahannya juga harus benar. Hewan, seperti kambing, ayam, sapi, jika disembelih dengan cara yang tidak sesuai dengan hukum Islam maka dagingnya menjadi haram.

Berikut dalil tentang makanan halal dan haram:

Artinya: “Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah: 173)

Halal Zatnya

Hal ini berarti makanan halal harus terbuat dari bahan yang halal pula, tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan menurut syariat. Contohnya seperti nasi, susu telur, dan lain-lain.

Halal dari Cara Mendapatkannya

Selain itu, makanan halal harus didapatkan dengan cara yang halal pula. Sesuatu yang halal tetapi cara medapatkannya tidak sesuai dengan hukum agama akan menjadi haram.

Jadi walaupun mengonsumsi makanan dari segi zat adalah halal, tetapi mendapatkannya dengan cara mencuri, menipu, dan lain-lain, maka hal tersebut menjadi haram.

Tidak Diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya

Makanan dan minuman halal merupakan semua makanan dan minuman yang tidak diharamkan oleh Allah dan rasul-nya. Artinya semua makanan dan minuman boleh dikonsumsi dan halal sampai ada dalil yang menyatakannya haram.

Sebagaimana tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 29:

Artinya: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al-Baqarah: 29)

Selain itu, dalam sebuah hadis juga membahas tentang makanan dan minuman halal yang artinya:

"Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal dan apa yang diharamkan Allah di dalam Kitab-Nya adalah haram, dan apa yang didiamkan (tidak diterangkan), maka barang itu termasuk yang dimaafkan.” (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi).

Ikan dan Belalang

Makanan dan minuman halal berikutnya adalah ikan dan belalang. Bahkan bangkai belalang pun boleh dimakan walaupun tanpa disembelih,

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya:

“Dihalalkan kepada kita dua bangkai, yaitu ikan dan belalang”. (HR. Ibnu Majah)

Makanan yang Tidak Memberi Mudharat

Semua makanan yang tidak memberi mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.

Seperti yang tertuang dalam Surat Al-Baqarah ayat 195 ini, yang artinya:

 “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah: 195)

 Sumber:

https://hot.liputan6.com/read/4499970/makanan-halal-menurut-islam-pahami-dari-al-quran-dan-hadits

Selasa, 11 Januari 2022

Enam Penyakit yang Buat Umat Islam Tertinggal Menurut "Said Nursi"

 


Enam Penyakit yang Buat Umat Islam Tertinggal Menurut "Said Nursi"

Ulama dan pemikir asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mempersembahkan berbagai hadiah maknawi yang dipersembahkan oleh seluruh makhluk untuk Sang Pencipta, serta puji dan syukur yang dipersembahkan kepada Allah SWT yang telah befirman,

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ

“Katakanlah, hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (QS Az-zumar [39] :53)

Dalam bukunya yang berjudul "Khutbah Syamiyah: Manifesto Kebangkitan Umat Islam" terbitan Risalah Nur Press, Said Nursi kemudian menceritakan khutbahnya di di Masjid Umawi, Suriah. Namun, dia naik ke mimbar bukan untuk memberikan pelajaran kepada umat Islam dan bangsa Arab. Kata dia, hal itu di luar batas kemampuannya.

Pasalnya, di tengah-tengah orang-orang yang mendengar khutbahnya ada sekitar seratus ulama terhormat. Jika dibandingkan dengan mereka, Nursi merasa seperti anak kecil yang pergi ke sekolah di waktu pagi dan kemudian pulang  di waktu sore guna memerlihatkan apa yang telah dipelajari kepada ayahnya agar sang ayah mau mengoreksi dan membenarkan sejumlah kesalahannya.

“Kondisi kami dan kalian bagaikan anak kecil dan orang tua. Kami adalah murid, sementara kalian adalah guru kami dan guru bagi seluruh umat Islam. Aku di sini hanya ingin menyampaikan kepada para guruku sejumlah hal yang telah kupelajari,” kata Nursi.

Nursi mengungkapkan bahwa dirinya telah mempelajari sejumlah pelajaran di sekolah kehidupan sosial manusia. Menurut dia, ada enam penyakit yang membuat umat Islam tertinggal dari orang-orang Eropa.

“Aku mengetahui bahwa di masa sekarang ini dan di tempat ini ada enam penyakit yang membuat kita berhenti di hadapan pintu abad pertengahan; pada saat orang-orang asing (khususnya Eropa) terbang menuju masa depan,” jelas Nursi.

Dia menuturkan, penyakit :

Pertama adalah lahirnya rasa putus asa yang menimpa umat Islam. 

Kedua, pupusnya kejujuran dalam kehidupan sosial dan politik. 

Ketiga adalah mencintai permusuhan.

Keempat adalah tidak mengetahui ikatan nurani yang mengikat orang-orang beriman satu dengan yang lainnya. 

Kelima, tirani yang menyebar seperti penyakit yang menular. 

Keenam, perhatian yang hanya tertuju pada kepentingan pribadi.

Menurut Said Nursi, obat untuk mengatasi keenam penyakit yang mendatangkan bencana tersebut diambil dari apotek Alqur’an yang merupakan fakultas kedokteran bagi kehidupan sosial manusia. “Aku jelaskan dalam pelajaran yang terdiri dari enam kata yang kuketahui bahwa ia merupakan dasar pengobatan,” kata Nursi.

PUTUS ASA

Dalam hidup banyak rasa yang akan kita temukan. Mulai rasa bahagia, terharu, sedih, ketakutan, bahkan hilang semangat diri pasti akan kita rasakan. Sebagai manusia biasa, sudah sewajarnya menghadapi itu semua di sepanjang hidupnya.

Namun, saat merasakan sakit, ketakutan, hingga putus asa, maka segeralah bangkit. Sebab, jika berlarut-larut dalam keputusasaan, saat itu juga kita benar-benar kehilangan semangat hidup.

Sedangkan di muka bumi ini tidak ada kesusahan yang tidak memiliki ujung. Karena Allah SWT menjamin setiap cobaan yang diberikan, tidak pernah di luar batas kemampuan manusia. Jika ingin mengeluh, mengeluhlah sewajarnya, hingga tidak menghalangi pikiran untuk mencari solusinya.

Berikut ini 5 ayat Al-Quran yang hendaknya dibaca ketika merasa patah semangat atau putus asa:

1. QS. Al-Baqarah: 286

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya."

"(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."

Ayat ini menjelaskan bahwa setiap cobaan yang diberikan Allah selalu memiliki jalan keluar. Karena Allah SWT tidak memberikan cobaan melainkan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Untuk itu, teruslah berusaha mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi.

2. QS. Al-Insyirah: 6

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya: “Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.”

Menurut Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah, banyak ulama tafsir memahami kata (مع) ma’a dalam ayat di atas yang arti harfiahnya adalah “bersama”. Sementara para ulama memahami dengan arti “sesudah”.

Pakar tafsir az-Zamakhsyari menjelaskan bahwa penggunaan kata “bersama” untuk menggambarkan betapa dekat dan singkatnya waktu antara kehadiran kemudahan dengan kesulitan yang sedang dialami. 

Oleh sebab itu, ayat di atas mengingatkan manusia untuk tetap bersabar menghadapi segala ujian yang diberi Allah SWT. Dalam artian tetap berusaha mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.

3. QS. Ath-Thalaq: 3

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

Dalam QS. At-Thalaq ayat 3 tersebut menjelaskan tentang manusia yang hendaknya menyadari bahwa ketenangan hati itu mahal harganya. Sering kali kita mengeluhkan segala hal, baik yang sudah kita miliki maupun yang ingin kita miliki hingga hati kita selalu gusar dan tidak pernah tenang. Sedangkan apa yang direncanakan Allah sangat besar daripada apa yang manusia inginkan.

4. QS. At-Taubah: 40

لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ

Artinya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.”

Penggalan dari ayat ini memiliki makna, barang siapa yang yakin dan percaya bahwa Allah SWT selalu bersamanya, maka ia tak perlu takut apalagi harus bersedih. Sebab, ada Allah SWT yang senantiasa menenangkannya. Sehingga, hilanglah rasa takut dalam dirinya. Dan hanya takutlah kepada Allah SWT saja. Tidak ada manusia yang tidak pernah mendapatkan ujian. Hanya saja cara mereka berbeda-beda dalam menghadapinya.

5. QS. Surat Az-Zumar: 53

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيم

Artinya: "Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat ini menjelaskan tentang sifat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya. Segala dosa yang diperbuat seperti meninggalkan apa yang menjadi perintah-Nya dan mengerjakan larangan-Nya akan diampuni oleh Allah SWT. Dengan catatan, seseorang tersebut benar-benar bertobat dari kesalahan yang telah dilakukan.

Terkadang manusia berputus asa terlebih dahulu sebelum mencoba untuk mengharapkan rida dan ampunan-Nya. Banyak orang yang mengira Allah SWT tidak akan mengampuni dosa yang begitu banyaknya. Bahkan hati seolah sudah tertutup karena kedurhakaan dan perbuatan kelamnya. Tapi Allah SWT, akan mengampuni dan menerima tobat yang tulus hamba-hamba-Nya.

KEJUJURAN

Ayat Al-Qur'an tentang Kejujuran Dalil mengenai wajibnya jujur dalam Islam tertera pada banyak ayat Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut. 

1. QS. Al-Ahzab Ayat 70 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa qụlụ qaulan sadīdā" Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar," (QS. Al-Ahzab [46]: 70) 

2. QS. At-Taubah Ayat 119 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa kụnụ ma'aṣ-ṣādiqīn" Artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar," (QS. At-Taubah [9]: 119) 

3. QS. Al-Maidah Ayat 8 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna lillāhi syuhadā`a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin 'alā allā ta'dilụ, i'dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'maluun" Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (bersaksi atau jujur tentang kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan," (QS. Al-Maidah [5]: 8) 

4. QS. Al-Ankabut Ayat 3 وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ Bacaan latinnya: "Wa laqad fatannallażīna ming qablihim fa laya'lamannallāhullażīna ṣadaqụ walaya'lamannal-kāżibīn" Artinya: "Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta," (QS. Al-Ankabut [29]: 3).

PERMUSUHAN

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

1. QS AL BAQARAH:178

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.

2. QS AL BAQARAH:190

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

3. QS AL BAQARAH:194

Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

4. QS AL BAQARAH:231

Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma´ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma´ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

5. QS AL MAIDAH:2

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

6. QS AL MAIDAH:87

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

7. QS AL ANAM:119

Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.

8. QS AL ARAF:55

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

9. QS AT TAWBAH:10

Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

10. QS ASY SYUARA:166

dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas“.

11. QS AL FATH:25

Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kamu dari (masuk) Masjidil Haram dan menghalangi hewan korban sampai ke tempat (penyembelihan)nya. Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-perempuan yang mukmin yang tiada kamu ketahui, bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka). Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang yag kafir di antara mereka dengan azab yang pedih.

12. QS AL QALAM:12

yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa,

HATI NURANI

Surah - Almulk

قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

Terjemahan

Katakanlah, “Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.”

Tafsir Ringkas 

Kaum musyrik yang telah diberikan aneka potensi yang semestinya dapat digunakan untuk meraih petunjuk ternyata justru mengabaikannya. Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan seluruh manusia untuk menyadari potensi itu. Katakanlah, “Dialah yang menciptakan kamu tahap demi tahap dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu agar kamu menggunakannya secara baik sebagai tanda syukur kepada-Nya. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”

TIRANI

Manusia adalah makhluk unik dan istimewa. Berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya, manusia dianugerahi unsur-unsur immaterial yang lengkap, yaitu: ruh, akal, hati, dan nafs (syahwat dan ghadlab) yang terbentuk dalam satu kesatuan yang disebut jiwa (soul). Dari komponen immaterial ini, manusia hakikatnya adalah sebagai makhluk spiritual. Masing-masing unsur tersebut memiliki fungsi yang berbeda. 

Ruh memiliki sifat yang suci, cenderung kepada kesejatian (hakikat) dan lebih dekat dengan Allah. Akal berfungsi untuk berfikir, mengingat, menghitung, dan berlogika. Hati berfungsi untuk meyakini (beriman), mencintai, membenci, empati, dan hal-hal yang berhubungan dengan rasa. Sedangkan nafsu merupakan energi jiwa yang berpotensi pada kesenangan dan kemarahan (nafs al-ammarah). 

Bagi yang mampu mengendalikan “jiwa tirani” (al-nafs al-ammarah) dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka ia akan menjadi pribadi yang utuh. Sebaliknya, jika seseorang dikendalikan oleh jiwa tirani dengan memenuhi kesenangan-kesenangan dasar (pleasure principle), maka ia akan menjadi pribadi yang pincang. Sebagai makhluk spiritual, manusia seharusnya mampu membersihkan hatinya dengan melakukan latihan-latihan kebaikan untuk melawan kecenderungan nafsu rendah yang menyukai dosa dan kemaksiatan.

Di dalam jiwa manusia, sesungguhnya ada unsur energi negatif yang dapat menghancurkan diri, lingkungan, dan peradaban, yaitu “penyakit hati” atau “amradlul qulub” yang menimbulkan sifat sangat buruk. Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayat Al Hidayah menuturkan bahwa ada tiga sifat hati yang sangat berbahaya, dimana sifat hati tersebut selalu muncul dari zaman ke zaman. 

Tiga sifat hati tersebut akan membawa kepada kebinasaan diri dan penyebab dari sifat-sifat tercela lainnya, yaitu: hasad (iri hati), riya (pamer), dan ujub (angkuh, sombong atau berbangga diri).

Dari ketiga penyakit hati tersebut yang memiliki dampak paling dahsyat adalah “hasad” atau dengki. Hasad adalah klaster problem jiwa yang memiliki dampak luar biasa bagi kehidupan diri, lingkungan, masyarakat, bahkan peradaban itu sendiri. Betapa banyak perkelahian, percekcokan, dan peperangan fisik dengan saling membunuh dan meniadakan, diakibatkan oleh munculnya sikap dengki.  

Menurut Asy-Sya’rawi, penyakit jiwa bernama “hasad” benar-benar nyata. Al-Qur’an sendiri dengan jelas menyebut sifat ini. Dalam Alquran disebutkan tentang sikap sebagian ahli kitab terhadap Rasulullah Saw.

اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ   

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? (QS: an-Nisa: 54)

Demikian juga Rasulullah Saw menyebut dengan jelas agar siapapun menghindari penyakit hati ini:

اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ

Artinya: ”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud). 

Hasad adalah kejahatan energi tersembunyi yang dapat membahayakan manusia. Allah menyuruh kita untuk meminta perlindungan Allah darinya: “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki” (Q.S. Al-Falaq: 5) 

Hasad dapat dianalogikan sebagai suatu benda yang tidak terlihat secara kasat mata. Namun keberadaannya justru memiliki pengaruh dan dampak yang luar biasa serta bahaya yang lebih ganas dibandingkan dengan sesuatu yang dapat terlihat mata. Meski hasad tidak terlihat secara kasat mata, namun efek terhadap jiwa dan tatanan sosial sangat nyata.

Secara psikologi, hasad memiliki dampak, diantaranya:

1. Membentuk jiwa yang tidak mau mensyukuri atas nikmat yang diberikan oleh Allah (kufur nikmat).  

2. Menyiksa diri sendiri karena hatinya tak tenang yang disebabkan munculnya rasa tidak nyaman atas kebahagiaan orang lain. 

3. Munculnya ghibah, fitnah dan sebagainya yang dapat menimbulkan perpecahan dalam keluarga dan ikatan persaudaraan sesama.

4. Munculnya kebencian dan permusuhan yang dapat menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu yang tak terbatas.

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari az-Zubair bin al-Awwam ra dari Nabi Saw, beliau bersabda:

دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ: اَلْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ ، وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ ، حَالِقَةُ الدِّيْنِ لاَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِشَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

Penyakit umat-umat sebelum kalian telah menyerang kalian yaitu dengki dan benci. Benci adalah pemotong; pemotong agama dan bukan pemotong rambut. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian. (HR. Tirmizi) 

Sifat hasad (dengki), Al-Ghazali pernah berkisah tentang bahayanya kepada orang lain. Hasad adalah sikap batin yang tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain dan berusaha untuk menghilangkannya dari orang tersebut. Menurutnya, hasad adalah cabang dari syukh, yaitu sikap batin yang bakhil untuk berbuat baik. 

Hasad atau dengki adalah menginginkan nikmat yang dimiliki orang lain dan menghendaki nikmat tersebut berpindah kepada dirinya. Hasad berawal dari sikap tidak menerima nikmat yang diberikan Allah kepadanya, karena ia melihat orang lain diberi nikmat yang dianggap lebih besar. Hasad pun bisa timbul bila seseorang menganggap dirinya lebih berhak mendapatkan nikmat dibanding orang lain.

Pada hakikatnya, penyakit ini mengakibatkan si penderita tidak rela atas qadha’ dan qadar Allah, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim ra: “Sesungguhnya hakikat hasad adalah bagian dari sikap menentang Allah karena ia (membuat si penderita) benci kepada nikmat Allah atas hamba-Nya; padahal Allah menginginkan nikmat tersebut untuknya. Hasad juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya, padahal Allah benci jika nikmat itu hilang dari saudaranya. Jadi, hasad itu hakikatnya menentang qadha’ dan qadar Allah”. (Al-Fawa’id, hal. 157).

Dampak hasad sungguh luar biasa. Hadis yang diriwayatkan Abu Dawud tersebut menyebutkan bahwa hasad bisa menghancurkan seluruh catatan amal saleh. Hasad pun bisa menimbulkan kebencian, sehingga ia sulit berbuat kebaikan pada orang yang ia dengki. Pada saat yang sama ia pun akan sulit menerima kebaikan yang diberikan orang itu.

Orang yang hasad akan sangat lelah. Sebab ia tidak pernah puas dengan nikmat yang telah Allah karuniakan. Pikiran dan hatinya menjadi tumpul karena selalu memikirkan dan cemburu atas kenikmatan orang lain. Bila hasadnya memuncak akan mendoronya untuk berbuat apapun dengan menghilangkan kenikmatan orang lain, termasuk mencuri, memfitnah, bahkan membunuhnya. Dampak terpaling besar adalah hancurnya tali persaudaraan dan tumbuh suburnya kebencian. 

Dikisahkan, ada seorang raja memerintah di suatu negeri. Pada suatu hari seseorang datang ke istananya dan menasehati Raja, “Balaslah orang yang berbuat baik karena kebaikan yang ia lakukan kepada Baginda. Tetapi jangan hiraukan orang yang berbuat dengki pada Baginda, karena kedengkian itu sudah cukup untuk mencelakakan dirinya.” Maksud orang itu, hendaknya kita membalas kebaikan orang yang berbuat baik pada kita, namun kita jangan membalas orang yang berbuat dengki dengan kedengkian lagi. Cukup kita biarkan saja.

Hadir di istana itu, seorang yang pendengki. Sesaat setelah orang memberi nasehat pergi, ia menghadap raja dan berkata, “Tadi orang itu berbicara padaku, bahwa mulut Baginda bau. Jika Baginda tak percaya, panggillah lagi orang itu esok hari. Jika ia menutup mulutnya, itu pertanda bahwa ia menghindari bau mulut Paduka.” Raja tersinggung dan berjanji akan memanggil si pemberi nasehat esok hari.

Sebelum orang itu dipanggil, si pendengki menghampirinya terlebih dahulu dan mengundangnya untuk makan bersama. Si pendengki memberi orang itu banyak bawang dan makanan yang berbau tajam, sehingga mulut si penasehat menjadi bau. Keesokan harinya ia dipanggil Raja dan kembali memberikan nasehat yang sama. Raja lalu berkata, “Kemarilah engkau mendekat.” Orang yang telah memakan banyak bawang itu lalu mendekati Raja dan menutupi mulutnya sendiri karena khawatir aroma mulutnya akan mengganggu sang Raja.

Melihat orang itu menutupi mulutnya, Raja pun berkesimpulan bahwa orang ini sedang bermaksud untuk menghina dirinya. Sang Raja lalu menulis surat dan memberikannya pada orang itu. “Bawalah surat ini kepada salah seorang menteriku,” ucap Raja, “Niscaya ia akan memberimu hadiah.”

Sebetulnya surat yang ditulis Raja ini bukanlah surat utuk pemberian hadiah. Raja sangat tersinggung, karena itu ia menulis dalam surat itu, “Hai menteriku, jika engkau bertemu dengan orang yang membawa surat ini, penggallah kepalanya. Kemudian bawalah kepala orang ini ke hadapanku.”

Pergilah si pemberi nasehat itu dari istana. Di pintu keluar, ia bertemu dengan si pendengki. “Apa yang dilakukan baginda kepadamu?” Pendengki ingin tahu. “Raja menjanjikanku hadiah dari salah seorang menterinya,” ujar si pemberi nasehat seraya memperlihatkan surat dari Raja. “Kalau begitu biar aku yang membawanya,” kata si pendengki. Akhirnya, orang yang pendengki itulah yang celaka dan mendapat hukuman mati. 

Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa hasad atau dengki memang betul-betul musuh orang-orang beriman, dan salah satu obat yang dapat menetralisirnya adalah memperbanyak syukur atas nikmat yang kita peroleh, sekecil apapun, untuk menjaga keseimbangan hidup. Bukankah Allah telah menjanjikan bahwa semakin banyak kita bersyukur kepada-Nya, justru Allah akan menambah kenikmatan hingga tak terbatas.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ   

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS: Ibrahim: 7)

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ

MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI

Ingatlah, kaum muslimin ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh itu sakit, anggota tubuh yang lain akan ikut merasakannya. Oleh karena itu, derita yang dialami oleh saudara kita, adalah derita kita semua; sebagaimana kebahagiaan yang mereka rasakan, juga merupakan kebahagiaan kita semua. Semangat kebersamaan dan jiwa setia kawan harus selalu dipupuk. Akankah seseorang tega jika dia merasa kenyang, sementara saudaranya kelaparan?!

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ

“Bukanlah seorang mukmin; seseorang yang merasa kenyang, sementara tetangganya kelaparan.” (Shahih al-Adabul Mufrad, no. 82)

Orang yang tidak memedulikan kondisi orang lain, tak ubahnya seperti binatang. Dia tahu temannya sedang sakit atau bahkan mati, tetapi dia tidak menghiraukannya. Sebab, yang ada di benaknya hanyalah bagaimana perutnya bisa kenyang dan syahwatnya tersalurkan.

Keutamaan Itsar (Mengutamakan Orang Lain)

Al-Itsar (الْإِيثَارُ) adalah mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri. Sifat ini termasuk akhlak mulia yang akan mendatangkan kecintaan Allah subhanahu wa ta’ala dan kecintaan manusia.

Allah subhanahu wa ta’ala memuji orang-orang Anshar karena mereka memiliki sifat-sifat kemuliaan, di antaranya adalah sifat itsar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمۡ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُواْ وَيُؤۡثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةٌۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

“Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidaklah menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang–orang yang beruntung.” (al-Hasyr: 9)

Orang-orang Anshar termasuk pendahulu umat ini, yang kita diperintah untuk meneladaninya. Sifat-sifat mereka, seperti cintanya mereka terhadap orang-orang yang berhijrah ke negeri mereka, telah diabadikan dalam Al-Qur’an. Hal ini karena mereka mencintai Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya sehingga mereka juga mencintai para kekasih-Nya dan para pembela agama-Nya. Orang-orang Anshar tidak pernah menaruh kedengkian terhadap saudara-saudara mereka, kaum Muhajirin.

Di antara sifat mereka yang istimewa pula adalah mereka lebih mendahulukan orang lain daripada diri mereka sendiri. Inilah bentuk kedermawanan tertinggi.

Membantu Kebutuhan Seorang Muslim

Mengutamakan orang lain dalam hal yang jiwa ini sebenarnya menyukainya, bahkan sangat membutuhkannya, hanya mampu dilakukan oleh orang yang bersih akhlaknya. Kecintaan Allah subhanahu wa ta’ala lebih ia dahulukan melebihi kecintaannya kepada apa yang ia senangi. Inilah orang yang telah terhindar dari kebakhilan. Inilah yang membuatnya meraih predikat sebagai orang yang beruntung.

Apabila seseorang dijauhkan dari sifat bakhil, dia akan bermurah hati untuk menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi larangan-Nya. Akan mudah pula baginya untuk mendermakan harta dan tenaganya kepada orang lain. (Lihat Tafsir as-Sa’di, pada surah al-Hasyr)

Nara Sumber:

https://tirto.id/ayat-al-quran-tentang-kejujuran-sikap-siddiq-di-al-ahzab-at-taubah-gkU8

https://m.oase.id/read/wY14Pw-baca-5-ayat-ini-saat-kamu-merasa-putus-asa

https://www.republika.co.id/berita/r5joes430/said-nursi-sebut-enam-penyakit-yang-buat-umat-islam-tertinggal

Selasa, 04 Januari 2022

Berbagai Pengobatan untuk Mengatasi Kista Ginjal

 

Berbagai Pengobatan untuk Mengatasi Kista Ginjal

Kista ginjal adalah kantung kecil berisi cairan di dalam organ ginjal. Kantung ini umumnya tidak berbahaya dan jarang menunjukkan gejala. Namun, kista ginjal yang berkembang dapat menyebabkan komplikasi. Jika hal ini terjadi, penderita kista ginjal memerlukan obat dan penanganan khusus.

Lantas, apa saja yang perlu dilakukan agar penderita kista ginjal bisa sembuh?

Obat dan penanganan mengatasi kista ginjal

Pada kebanyakan kasus, kista ginjal sederhana tidak memerlukan obat atau penanganan khusus. Pengobatan akan dilakukan jika kista memberikan terlalu banyak tekanan pada organ lain. Hal ini dapat memengaruhi fungsi dan kerja ginjal, sehingga kista perlu dikecilkan dan dibuang.

Ada dua cara yang paling sering dilakukan untuk mengobati kista ginjal sederhana.

1. Aspirasi dan skleroterapi

Salah satu obat dan penanganan untuk mengatasi kista ginjal adalah aspirasi yang disertai dengan skleroterapi. Prosedur ini bertujuan untuk mengecilkan ukuran kista.

Awalnya, dokter memasukkan jarum panjang dan tipis ke kulit pasien. Jarum tersebut nantinya akan menembus dinding kista ginja. Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan cairan di dalam kantung di ginjal Anda.

Jika cairan sudah keluar dan kista sudah menyusut, dokter akan mengisi kista dengan larutan alkohol. Pemberian larutan alkohol dilakukan untuk mencegah kista kembali kambuh dan berkembang.

Pengobatan penyakit ginjal yang satu ini biasanya tidak mengharuskan Anda untuk menjalani rawat inap. Hanya saja, Anda akan diberikan obat bius selama prosedur dilakukan. Jika berhasil, Anda dapat pulang pada hari yang sama.

2. Operasi pengangkatan kista ginjal

Jika kista ginjal sudah sangat besar dan menimbulkan gejala seperti sakit perut hingga tekanan darah tinggi, Anda mungkin memerlukan operasi. Pada umumnya dokter akan merekomendasikan tiga pilihan operasi pengangkatan kista ginjal yang sesuai dengan kondisi Anda, yaitu:

a. Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)

RIRS adalah salah satu jenis obat dan penanganan ketika kista sudah sangat besar hingga dapat dicapai dari bagian pengeringan cekungan ginjal. Dokter biasanya akan memasukkan teleskop kecil yang melewati lubang alam, seperti anus atau saluran kencing, hingga ke dalam ureter dan naik ke ginjal.

Setelah itu, tim bedah akan memotong kantung berisi cairan tersebut dengan laser. Jika berhasil, kista akan dibuka ke dalam sistem pengeringan. Anda mungkin akan diberikan tabung kecil (stent) yang diletakkan di ureter selama dua minggu.

Keuntungan dari pengobatan kista ginjal rawat jalan ini adalah proses pemulihannya yang lebih cepat. Bahkan, rasa sakit setelah operasi tidak terasa terlalu lama.

b. Percutaneous Kidney Surgery

Selain RIRS, pilihan obat dan operasi untuk mengatasi kista ginjal lainnya adalah percutaneous kidney surgery. Operasi ini dilakukan untuk mengangkat kista besar yang berada di belakang ginjal.

Biasanya, dokter akan melakukan operasi endoskopi di dalam ginjal dengan bantuan saluran kecil. Saluran ini adalah lubang yang dibuat melalui sayatan kecil pada kulit dan jaringan langsung ke ginjal. Dengan saluran tersebut, dokter akan membuka dan menghilangkan sebagian besar lapisan dinding.

Berbeda dengan RIRS, operasi yang biasa dilakukan untuk mengangkat batu ginjal ini memerlukan rawat inap, setidaknya satu malam di rumah sakit.

c. Laparoskopi

Bagi pasien dengan jumlah kista yang banyak dan berukuran besar di ginjal mereka, laparoskopi mungkin menjadi pilihan terbaik. Laparoskopi adalah pengobatan yang dilakukan untuk menghilangkan sejumlah besar kista ginjal. Pada umumnya, prosedur ini sering dijalani oleh pasien ginjal polikistik dewasa.

Pada saat operasi dimulai, dokter akan memberikan tiga sayatan kecil yang dibuat di perut. Hal ini bertujuan agar alat bedah kecil dapat masuk ke perut dan ginjal. Normalnya, laparoskopi termasuk prosedur rawat jalan.

Jika ada banyak kista yang perlu dikeluarkan dari kedua ginjal pada saat yang sama, Anda mungkin memerlukan rawat inap di rumah sakit semalaman.

Pengobatan kista ginjal di rumah

Selain pilihan obat dan penanganan kista ginjal di atas, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mempercepat proses pemulihan. Selain itu, beberapa cara di bawah ini juga membantu mencegah kembali kambuhnya kista ginjal.

1. Minum air yang banyak

Memenuhi kebutuhan cairan tubuh adalah hal yang penting, terutama bagi Anda yang pernah mengalami kista ginjal. Anda bisa mengurangi risiko penyakit ini yang satu ini dengan minum air yang banyak.

Jika Anda termasuk pasien penyakit gagal ginjal, tanyakan pada dokter perihal banyaknya kebutuhan cairan yang perlu dipenuhi. Pasalnya, kebutuhan cairan pasien penyakit ginjal akan berbeda dengan mereka yang memiliki ginjal sehat.

2. Pemeriksaan secara berkala

Walaupun Anda sudah bisa dinyatakan sembuh dari kista ginjal, sebaiknya tetap melakukan pemeriksaan rutin. Tes dan pemeriksaan fungsi ginjal yang dilakukan secara berkala bertujuan agar dokter lebih cepat mendeteksi kista ginjal.

Dengan demikian, kondisi kista di ginjal Anda dapat dipantau dan mungkin tidak memerlukan obat dan penanganan khusus.

3. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang

Pola makan yang sehat adalah awal yang baik demi mengurangi risiko timbulnya kembali kista ginjal. Sebagai contoh, diet rendah lemak dan garam dapat dilakukan untuk mengurangi beban kerja ginjal.

Makanan yg baik dikonsumsi guna pemyembuhan :

Ada beberapa makanan yang bisa Anda pilih karena baik untuk ginjal, seperti:

Apel karena membantu menurunkan kadar kolesterol dan glukosa berkat seratnya yang larut.

Blueberry yang kaya antioksidan membantu melindungi tubuh dari penyakit jantung.

Ikan yang mengandung asam lemak omega-3 tinggi membantu mengendalikan pembekuan darah.

Jangan lupa untuk rutin berolahraga saat menjalani proses pemulihan usai operasi pengangkatan kista. Dengan begitu, Anda dapat menjaga fungsi ginjal tetap optimal, meskipun pernah mempunyai kista.

Jika Anda merasakan gejala terkait kista ginjal, segera hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.


Sumber berita :

https://hellosehat.com/urologi/ginjal/obat-kista-ginjal/