سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Senin, 13 April 2020

Dampak Corona Meluas di Dunia, Harga Komoditas Sawit Turun


Wabah COVID-19 atau virus corona membuat Indonesia harus waspadai fluktuasi harga Kelapa Sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Pasalnya, salah satu importir terbesar CPO Indonesia adalah China, yang terkena dampak terbesar dari penyebaran virus ini.

"Kita harus mewaspadai perkembangan harga CPO karena tidak dipungkiri Tiongkok (China) adalah importir terbesar kedua dari produk CPO kita," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menggelar jumpa pers di kantornya, Senin (2/3/2020).
Sri Mulyani menekankan pentingnya peran industri kelapa sawit terhadap perekonomian Indonesia. Untuk itu, penunjukkan kepala Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDPKS) perlu sangat cermat dan tidak sama dengan pimpinan badan lainnya. Menkeu menunjuk Edi Abdurachman menjadi Kepala BPDPKS, menggantikan Dono Boestami.

"BPDPKS adalah badan layanan umum yang berkedudukan di bawah Kementerian Keuangan, tugasnya di dalam pengelolaan dana perkebunan Kelapa Sawit yang juga untuk menjaga keberlangsungan industri kelapa sawit sebagai komoditas strategis nasional Indonesia," ujar Sri.

Pada Selasa (3/3/2020), harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) melanjutkan penguatan setelah kemarin ditutup naik tipis. Harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 berada di level RM 2.336/ton atau naik 15 ringgit dibanding posisi penutupan kemarin. Harga CPO mencatatkan kenaikan 0,65% pada perdagangan hari ini.
Pada Harga CPO naik ditopang oleh beredarnya kabar akan kembali rujuknya Malaysia dengan India. Pasca pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad pada minggu lalu, Yang Dipertuan Agong menunjuk Muhyiddin Yasin jadi PM yang baru.

Namun kenaikan harga tak bisa banyak-banyak terjadi pada hari ini karena produksi bulan Februari diperkirakan naik 39,75%. Sementara di waktu yang sama ekspor minyak sawit Malaysia diperkirakan lebih rendah 11.84 % - 12,9% dibanding bulan Januari.

Bagaimanapun juga sentimen lain yang memberatkan harga CPO masih ada. Apalagi kalau bukan virus corona. Walau jumlah kasus infeksi virus corona yang baru di China dilaporkan turun, tetapi lonjakan kasus baru masih terjadi di luar China terutama di Korea Selatan, Italia dan India.

Menurut data Gapki ekspor CPO dan produk turunannya sepanjang 2019 mencapai 36,17 juta ton. China menjadi pasar ekspor terbesar sebanyak 6 juta ton (di luar produk oleokimia dan biodiesel).
Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau mencatat harga sawit Riau untuk sepekan ke depan kembali mengalami penurunan. Hal ini dipicu merebaknya virus corona baik di China maupun di negara-negara lain. 
"Turunnya harga sawit Riau periode ini masih disebabkan oleh menurunnya permintaan CPO dunia akibat merebaknya virus corona ke beberapa negara lain selain China, namun ke depan ada sentimen positif yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan CPO Indonesia," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Ahmad Syah Harrofie di Pekanbaru, Kamis 5 Maret 2020.

Sri Mulyani Warning CPO, China Pasar Terbesar Kena Corona



Menurut dua, sentimen positif yang dapat meningkatkan permintaan CPO Indonesia itu antara lain berasal dari kabar bahwa India telah mengeluarkan izin impor untuk 1,1 juta ton refined bleached deodorized (RBD) palm olein dari Indonesia.
Ia mengharapkan sentimen itu dapat menutup kekurangan permintaan dari China. Selain itu keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa atau Brexit juga membuka peluang ekspor baru sebab peluang ekspor pelaku usaha kian terbuka khususnya komoditas CPO ke Inggris dan tidak bergantung lagi kepada Uni Eropa.
"Sedangkan faktor internal yang memicu penurunan harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya penurunan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan sumber data," katanya.
Untuk harga jual CPO, katanya lagi, dari PTPN V mengalami penurunan sebesar Rp363,60 per kilogram, dari PT Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp382,00 per kilogram, dari PT Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan sebesar Rp490 per kilogram, dari PT Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp363,85 per kilogram, dan dari PT Citra Riau Sarana mengalami penurunan sebesar Rp360,80 per kilogram dari harga pekan lalu.
Sedangkan untuk harga jual kernel, dari PT Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan sebesar Rp106,36 perkilogram, dan dari PT Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp113 perkilogram, dan dari PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan sebesar Rp 139,40 perkilogram dari harga pekan lalu.
"Harga TBS kelapa sawit penetapan ke 9 bulan Maret 2020 atau periode 4-10 Maret 2020 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit dengan jumlah penurunan terbesar pada kelompok umur 10-20 tahun yang mengalami penurunan harga sebesar Rp81,60 perkilogram atau mencapai 4,55 persen dari harga minggu lalu, sehingga harga TBS untuk periode satu minggu kedepan menjadi Rp1.717,15 perkilogram. 
Sumber Berita :
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200307183412-17-143221/sri-mulyani-warning-cpo-china-pasar-terbesar-kena-corona
https://bisnis.tempo.co/read/1315858/dampak-corona-meluas-di-dunia-harga-komoditas-sawit-turun/full&view=ok

0 komentar:

Posting Komentar