سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Selasa, 02 November 2021

Ramalan Jayabaya

 

Ramalan Jayabaya menjadi legenda yang dipercaya sebagian masyarakat kebenarannya. Diyakini bahwa bait-bait ramalan Jayabaya menceritakan kejadian yang akan terjadi di masa kini. Sejumlah orang percaya bahwa beberapa dari ramalan Jayabaya yang telah terbukti terjadi di negeri ini.

Salah satu yang menjadi perbincangan adalah ramalan Jayabaya mengenai Satrio Piningit atau sang ratu adil di Indonesia. Ia diyakini akan keluar saat negeri ini memasuki zaman kalabendu atau zaman kehancuran.

Beberapa orang mungkin tidak percaya, namun tetap saja cerita Satrio Piningit dalam ramalan Jayabaya menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. Lalu, bagaimana kisahnya sang ksatria ini bisa populer hingga zaman sekarang?

Sebagaimana diberitakan dalam artikel di dunia maya "Mengenai Kemunculan Satrio Piningit Sudah Datang? Ini Dia Sosok Satrio Piningit Menurut Ramalan Jayabaya, Berparas Bak Batara Kresna" .

Berikut kisah Satrio Piningit dalam ramalan Jayabaya. Tokoh Satrio Piningit muncul dalam ramalan Jayabaya. Prabu Jayabaya merupkan seorang raja Kediri yang terkenal mampu meramal dan memprediksi masa depan Nusantara.

Ramalan Jayabaya dikenal, khususnya di kalangan masyarakat Jawa, dan dilestarikan secara turun-temurun oleh para pujangga.Ramalan Jayabaya digubah oleh Sunan Giri Prapen dalam kitab Musarar pada tahun Saka 1540 atau 1618 M.

Salah satu ramalan yang sudah menjadi kenyataan adalah kedatangan tentara Jepang ke Indonesia. “Orang Jawa akan diperintah oleh orang kulit putih selama 3 abad dan oleh kerdil kuning untuk masa hidup tanaman jagung sebelum kembalinya Ratu Adil”.

Ramalan tersebut memang terbukti benar, namun bagaimana dengan Satrio Piningit? Ramalan Jayabaya meramalkan bahwa Satrio Piningit akan menjadi pemimpin besar Nusantara.

Ia digambarkan sebagai sosok tersembunyi atau piningit yang cerdas, jujur, dan berperilaku lurus atau benar. Dalam ramalannya, sang ksatria tidak hanya akan memimpin tanah Jawa, melainkan juga memerintah dunia. Namun, ia baru akan keluar ketika sudah terjadi musibah dan bencana yang besar.

Dalam perjalan hidupnya, ia dituliskan akan selalu mengalami kesengsaraan, dipermalukan, sial, dan miskin. Oleh karena itu, ia mendapat julukan Satrio Wiragung .

Menurut ramalan Jayabaya, nantinya ia tidak akan menjabat sebagai kepala negara karena pemilihan. Namun karena revolusi besar-besaran, banyak orang percaya ramalan ini, sehingga Satrio Piningit ditunggu-tunggu kedatangannya. Adapun kutipan beberapa ramalan Jayabaya tentang Satrio Piningit sebagai berikut.

1. Bait 140: polahe wong Jowo koyo gabah den interi, endi sing bener endi sing sejati, poro topo podho ora wani, podho wedi ngajarake piwulang adi, salah-salah anemahi pati. Yang artinya, perilaku orang Jawa sepertu butiran-butiran padi di atas nampan yang diputar, mana yang benar mana yang sejati, para pertapa tidak ada yang berani, semua takut mengajarkan ajaran baik, salah-salah bisa mati.

2. Bait 141: banjir bandang ono ngendi-endi, gunung njeblug tan anjarwani, tan ngimpeni.

Gethinge kepathi-pathi marang pandhita kang oleh pati geni, margo wedi kapiyak wadine sopo siro sing sayekti. Yang artinya, banjir bandang terjadi dimana-mana, gunung meletus tak terduga, tanpa memberi isyarat sebelumnya. Bencinya sangat mendalam terhadap pendeta atau orang pintar yang menjalani tirakat tingkat tinggi, karena takut terbongkar rahasia siapa dirinya yang sejati.

3. Bait 159: selet-selete yen mbhesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dhewo wolu, angasto manggalaning ratu. Bakal ono dhewo ngejawantah, apengawak manungsa, apasurya pindho Bethoro Kresno, awatak Bolodhewo, agegaman Trisulo wedho, jinejer wolak-waliking zaman, wong nyileh ambhalekake, wong utang ambhayar, utang nyawa bhayar nyowo, utang wirang nyaur wirang.

Yang artinya, selambat-lambatnya nanti menginjak tutup tahun, (sinungkalan dhewo wolu, angasto manggalaning ratu = dipimpin 8 dewa, menjabat panglimanya raja = bisa berarti tahun sesuai candra sengkala). Akan ada dewa yang menjelma ke dunia. Berbadan manusia, bermuka seperti Batara Kresna, berwatak Baladewa, dan bersenjata Trisula Weda. Sejajar dengan terbaliknya zaman, orang pinjam akan mengembalikan. Orang hutang akan menyahur, hutang nyawa bayar nyawa, hutang malu nyahur malu.

4. Bait 161: dunungane ono sikil redhi lawu sisih wetan, wetane bengawan banyu, adhedukuh pindho Radhen Gatotkoco, arupa pagupon doro tundho tigo, koyo manungsa angleledho. Yang artinya, tempatnya di kaki Gunung Lawu sebelah timur, sebelah timurnya sungai (Bengawan) air, berumah seperti Raden Gatotkaca, berupa rumah merpati bertingkat tiga, seperti manusia yang menggoda.

Percayakah anda dengan kedatangan Satrio Piningit, seperti yang dituliskan dalam ramalan Jayabaya? Ramalan Jayabaya mungkin bisa dipahami secara ilmiah, bahwa manusia dan peradaban akan selalu bangkit, hancur, dan bangkit lagi.

Mungkin ini juga dorongan pada manusia agar selalu berbesar hati dan optimis, bahwa di saat yang paling berat sekali pun, suatu hari akan datang juga masa kesadaran, masa kebangkitan besar, dan masa keemasan Nusantara.


Sumber berita :

https://zonabanten.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-231123964/tentang-sosok-satrio-piningit-ini-ramalan-jayabaya-yang-dianggap-telah-terbukti

0 komentar:

Posting Komentar