سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Tempatnya Saling Nasehat Menasehati Dalam Kebaikan

“Demi masa(Waktu).”, “Sungguh manusia itu benar-benar berada dalam keadaan yang merugi,” “kecuali mereka yang beriman dan selalu mengerjakan amal kebajikan serta saliang nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati agar bersabar”.

Jumat, 12 November 2021

Empat Kisah Mistis Gunung Ceremai

 

Gunung Ceremai memang menyimpan banyak potensi sumber daya alam. Tak hanya itu, gunung dengan posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut itu juga memiliki banyak mitos dan kisah mistis yang tak asing di telinga masyarakat.

Berikut empat kisah mistis Gunung Ceremai dari berbagai sumber.

Singgasana Nini Pelet

Konon, Gunung Ceremai dipercaya sebagai singgasana kerajaan Nini Pelet. Menurut Masruri dalam bukunya berjudul: Rahasia Pelet, Nini Pelet ini merupakan tokoh yang memiliki kesaktian hebat, khususnya di bidang percintaan. Dia adalah tokoh yang merebut kitab "Mantra Asmara" ciptaan tokoh sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa.

Salah satu isi dari ajian dalam kitab tersebut adalah ilmu "Jaran Goyang" yang dikenal ampuh mengikat hati lawan jenis. Uniknya, ilmu itu sampai kini masih dipelajari oleh kebanyakan orang, terutama para paranormal.

Air seni tak boleh menyentuh tanah

Salah satu mitos yang berkembang soal Gunung Ceremai adalah larangan membuang air seni ke tanah. Biasanya pantangan itu diberitahu oleh kuncen Ceremai kepada para pendaki gunung tertinggi di Jawa Barat itu.

Konon, jika tak dituruti akan mendapat bala. Karenanya, tak jarang banyak dahan dan ranting pohon di jalur pendakian Gunung Ceremai digantungi plastik atau botol plastik yang berisi air seni.

Namun demikian, banyak juga orang yang tak percaya dan tetap buang air seni seperti biasa. Hal itu kembali ke diri masing-masing apakah mau percaya atau tidak.

Batu Lingga keramat

Di Gunung Ceremai terdapat sejumlah pos atau blok yang dipercaya memiliki aura mistis. Salah satunya adalah blok Batu Lingga.

Penduduk setempat bahkan sangat mensakralkan tempat itu. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, para pendaki bahkan dilarang menduduki sebuah batu besar atau berbuat yang tak senonoh di tempat itu.

Konon batu-batu di lokasi itu menjadi tempat pertapaan Nini Pelet. Batu itu juga kabarnya pernah menjadi lokasi khutbah salah seorang wali songgo.

Di dekat Batu Lingga juga terdapat sebuah kenangan seorang pendaki yang meninggal. Kabarnya pendaki itu meninggal dengan aneh di Batu Lingga. Menurut kepercayaan, blok Batu Lingga dijaga oleh dua makhluk halus bernama Aki dan Nini Serentet Buntet.

Sarang harimau bermata satu

Konon kabarnya Gunung Ceremai menjadi sarang harimau bermata satu. Menurut legenda, makhluk itu merupakan tunggangan sekaligus sekutu dari Nini Pelet.

Kabarnya, harimau bermata satu itu tinggal di antara rimbun ranting kering yang menyerupai goa di gunung itu. Dari tempat itu dapat terlihat hamparan langit dan awan yang luas.

Tak hanya itu, latar gunung Slamet pun dapat terlihat jelas dari tempat itu.


Sumber:

https://www.merdeka.com/peristiwa/4-kisah-mistis-gunung-ceremai-yang-melegenda.html

Selasa, 02 November 2021

Ramalan Jayabaya

 

Ramalan Jayabaya menjadi legenda yang dipercaya sebagian masyarakat kebenarannya. Diyakini bahwa bait-bait ramalan Jayabaya menceritakan kejadian yang akan terjadi di masa kini. Sejumlah orang percaya bahwa beberapa dari ramalan Jayabaya yang telah terbukti terjadi di negeri ini.

Salah satu yang menjadi perbincangan adalah ramalan Jayabaya mengenai Satrio Piningit atau sang ratu adil di Indonesia. Ia diyakini akan keluar saat negeri ini memasuki zaman kalabendu atau zaman kehancuran.

Beberapa orang mungkin tidak percaya, namun tetap saja cerita Satrio Piningit dalam ramalan Jayabaya menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. Lalu, bagaimana kisahnya sang ksatria ini bisa populer hingga zaman sekarang?

Sebagaimana diberitakan dalam artikel di dunia maya "Mengenai Kemunculan Satrio Piningit Sudah Datang? Ini Dia Sosok Satrio Piningit Menurut Ramalan Jayabaya, Berparas Bak Batara Kresna" .

Berikut kisah Satrio Piningit dalam ramalan Jayabaya. Tokoh Satrio Piningit muncul dalam ramalan Jayabaya. Prabu Jayabaya merupkan seorang raja Kediri yang terkenal mampu meramal dan memprediksi masa depan Nusantara.

Ramalan Jayabaya dikenal, khususnya di kalangan masyarakat Jawa, dan dilestarikan secara turun-temurun oleh para pujangga.Ramalan Jayabaya digubah oleh Sunan Giri Prapen dalam kitab Musarar pada tahun Saka 1540 atau 1618 M.

Salah satu ramalan yang sudah menjadi kenyataan adalah kedatangan tentara Jepang ke Indonesia. “Orang Jawa akan diperintah oleh orang kulit putih selama 3 abad dan oleh kerdil kuning untuk masa hidup tanaman jagung sebelum kembalinya Ratu Adil”.

Ramalan tersebut memang terbukti benar, namun bagaimana dengan Satrio Piningit? Ramalan Jayabaya meramalkan bahwa Satrio Piningit akan menjadi pemimpin besar Nusantara.

Ia digambarkan sebagai sosok tersembunyi atau piningit yang cerdas, jujur, dan berperilaku lurus atau benar. Dalam ramalannya, sang ksatria tidak hanya akan memimpin tanah Jawa, melainkan juga memerintah dunia. Namun, ia baru akan keluar ketika sudah terjadi musibah dan bencana yang besar.

Dalam perjalan hidupnya, ia dituliskan akan selalu mengalami kesengsaraan, dipermalukan, sial, dan miskin. Oleh karena itu, ia mendapat julukan Satrio Wiragung .

Menurut ramalan Jayabaya, nantinya ia tidak akan menjabat sebagai kepala negara karena pemilihan. Namun karena revolusi besar-besaran, banyak orang percaya ramalan ini, sehingga Satrio Piningit ditunggu-tunggu kedatangannya. Adapun kutipan beberapa ramalan Jayabaya tentang Satrio Piningit sebagai berikut.

1. Bait 140: polahe wong Jowo koyo gabah den interi, endi sing bener endi sing sejati, poro topo podho ora wani, podho wedi ngajarake piwulang adi, salah-salah anemahi pati. Yang artinya, perilaku orang Jawa sepertu butiran-butiran padi di atas nampan yang diputar, mana yang benar mana yang sejati, para pertapa tidak ada yang berani, semua takut mengajarkan ajaran baik, salah-salah bisa mati.

2. Bait 141: banjir bandang ono ngendi-endi, gunung njeblug tan anjarwani, tan ngimpeni.

Gethinge kepathi-pathi marang pandhita kang oleh pati geni, margo wedi kapiyak wadine sopo siro sing sayekti. Yang artinya, banjir bandang terjadi dimana-mana, gunung meletus tak terduga, tanpa memberi isyarat sebelumnya. Bencinya sangat mendalam terhadap pendeta atau orang pintar yang menjalani tirakat tingkat tinggi, karena takut terbongkar rahasia siapa dirinya yang sejati.

3. Bait 159: selet-selete yen mbhesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dhewo wolu, angasto manggalaning ratu. Bakal ono dhewo ngejawantah, apengawak manungsa, apasurya pindho Bethoro Kresno, awatak Bolodhewo, agegaman Trisulo wedho, jinejer wolak-waliking zaman, wong nyileh ambhalekake, wong utang ambhayar, utang nyawa bhayar nyowo, utang wirang nyaur wirang.

Yang artinya, selambat-lambatnya nanti menginjak tutup tahun, (sinungkalan dhewo wolu, angasto manggalaning ratu = dipimpin 8 dewa, menjabat panglimanya raja = bisa berarti tahun sesuai candra sengkala). Akan ada dewa yang menjelma ke dunia. Berbadan manusia, bermuka seperti Batara Kresna, berwatak Baladewa, dan bersenjata Trisula Weda. Sejajar dengan terbaliknya zaman, orang pinjam akan mengembalikan. Orang hutang akan menyahur, hutang nyawa bayar nyawa, hutang malu nyahur malu.

4. Bait 161: dunungane ono sikil redhi lawu sisih wetan, wetane bengawan banyu, adhedukuh pindho Radhen Gatotkoco, arupa pagupon doro tundho tigo, koyo manungsa angleledho. Yang artinya, tempatnya di kaki Gunung Lawu sebelah timur, sebelah timurnya sungai (Bengawan) air, berumah seperti Raden Gatotkaca, berupa rumah merpati bertingkat tiga, seperti manusia yang menggoda.

Percayakah anda dengan kedatangan Satrio Piningit, seperti yang dituliskan dalam ramalan Jayabaya? Ramalan Jayabaya mungkin bisa dipahami secara ilmiah, bahwa manusia dan peradaban akan selalu bangkit, hancur, dan bangkit lagi.

Mungkin ini juga dorongan pada manusia agar selalu berbesar hati dan optimis, bahwa di saat yang paling berat sekali pun, suatu hari akan datang juga masa kesadaran, masa kebangkitan besar, dan masa keemasan Nusantara.


Sumber berita :

https://zonabanten.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-231123964/tentang-sosok-satrio-piningit-ini-ramalan-jayabaya-yang-dianggap-telah-terbukti

Minggu, 31 Oktober 2021

Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka nan Sakti dan Cantik

 

Nama Nyai Rambut Kasih bagi warga Kabupaten Majalengka kerap dikaitkan dengan sejarah berdirinya daerah tersebut. Ratu Ayu Panvidagan, begitulah nama asli Nyai Rambut Kasih. Dia adalah seorang ratu Majalengka yang cantik rupawan. Sang Ratu pun dan kerap mengurai rambut panjangnya dalam kesehariannya.

Bahkan berdasarkan cerita, kecantikan sang ratu tak ada bandingannya pada zamannya. Tak hanya cantik, dia pun memiliki kesaktiaan yang luar biasa, sehingga tak seorang pun sanggup menatap kemolekan wajah Nyai Rambut Kasih. Kerajaan yang menjadi pemerintahannya saat itu bernama Sindang Kasih. Konon Kerajaan Sindang Kasih terkenal dengan buah yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Nama buah itu bernama buah Maja.

Nyai Rambut Kasih juga dikenal sebagai sosok ratu yang memerintah negerinya dengan penuh cinta, aman, damai, dan mensejahterakan kehidupan rakyatnya dengan ketulusan tanpa kepentingan apapun. Ratu Nyai Rambut Kasih konon kabarnya masih keturunan Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran yang terkenal di tatar Sunda. Nyai Rambut Kasih masih bersaudara dengan Rarasantang, Kiansantang dan Walangsungsang.

Menurut cerita rakyat, awal mula Nyai Rambut Kasih datang ke Majalengka bermula hendak menemui saudaranya di daerah Talaga. Saudaranya bernama Raden Munding Sariageng suami dari Ratu Mayang Karuna yang waktu itu memerintah di Kerajaan Talaga Manggung.Di perbatasan Majalengka tepatnya di Talaga, Nyai Rambut Kasih mendengar jika saudaranya sudah masuk Islam. Sehingga dia mengurungkan niatnya menemui saudaranya. Dia singgah di Sindangkasih dan membuat pemerintahan dengan daerahnya meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakanjawa, Munjul dan Cijati.

Pada masa pemerintahannya, di wilayah Cirebon tengah dilanda penyakit yang tidak ada obatnya.Sunan Gunung Djati saat itu berusaha untuk bisa mengobati penyakit yang diderita rakyatnya. Namun hasilnya nihil. Kemudian Sunan Gunung Djati berdoa kepada Allah agar bisa menemukan obat tersebut. Dalam doa itu, Sunan Gunung Djati mendapatkan petunjuk bahwa obat untuk mengobati rakyatnya terdapat di Kerajaan Sindang Kasih berupa pohon Maja. Kemudian, kanjeng Sunan memerintahkan putranya Pangeran Muhammad bersama istrinya Siti Armilah bersama sebagian prajuritnya menemui penguasa di Kerajaan Sindang Kasih, yang tak lain adalah Nyai Rambut Kasih.

Disamping itu, Pangeran Muhammad diperintahkan pula agar menyebar agama Islam di wilayah tersebut, yang kala itu banyak beragama Hindu. Dalam pengembaraannya, Pangeran Muhammad bersama istrinya Siti Armilah mendapatkan respon positif dari rakyat Sindang Kasih. Hal itu ditandai dengan banyaknya rakyat yang memeluk agama Islam. Kabar itu terdengar oleh sang ratu dan membuatnya murka. Kemudian, sang ratu memerintahkan prajuritnya untuk mengungkap kebenaran berita tersebut. Ternyata setelah diselidiki kabar itu memang benar adanya.
Akan tetapi Nyai Rambut Kasih saat mengetahui sosok Pangeran Muhammad adalah sosok yang tampan.

Dia pun tak bisa mengelak akan ketampanannya dan langsung terpana. Hingga akhirnya sang ratu jatuh cinta. Singkat cerita, Pangeran Muhammad kemudian datang menghadap ke Kerajaan Sindang Kasih dan bertemu dengan Nyai Rambut Kasih. Dia mengutarakan maksudnya yakni meminta buah Maja dan mengajak memeluk Agama Islam. Namun, permintaan pindah agama ditolak mentah-mentah. Sedangkan buah Maja akan diberikan dengan syarat Pangeran Muhammad mau menikahinya.

Pangeran Muhammad menyanggupi persyaratan itu, asalkan Nyai Rambut Kasih memeluk agama Islam dulu. Menanggapi permintaan itu, ratu menolaknya. Hingga akhirnya terjadi pertempuran antara Pangeran Muhammad dengan Nyai Rambut Kasih. Saat terjadi pertempuran, Ratu Nyai Rambut Kasih terdesak dan hampir mengalami kekalahan. Hingga akhirnya, karena tak rela buah Maja yang menjadi simbol kerajaan tersebut sang Ratu pun akhirnya menghilangkan diri bersama buah Majanya.

Saat melihat kondisi tersebut, prajurit Pangeran Muhammad yang berasal dari Cirebon, berkata "Maja langka..", "Maja Langka.." yang dalam bahasa Indonesia Langka artinya tidak ada atau menghilang.
Dididuga karena pelafalan yang sulit, sehingga orang sunda, menyebutnya Maja lengka (Majalengka). Hingga akhirnya nama Kabupaten Majalengka tidak terlepas dari kisah tersebut. Maja Langka menjadi Majalengka, begitu menurut cerita rakyat yang berada dari mulut ke mulut secara turun temurun.

Mengenai bukti keberadaan Nyai Rambut Kasih, selain berada di Gedung Pendopo Kabupaten Majalengka dengan kamar khususnya. Konon kerap kali pegawai Pemkab Majalengka menyaksikan penampakkan seorang wanita berambut panjang terurai mengenakan gaun ala wanita bangsawan jaman dulu. Diyakini betul bila itulah sosok Nyai Rambut Kasih. Selain gedung pendopo, petilasan Nyai Rambut Kasih yang kerap dikunjungi masyarakat, terletak di Kampung Parakan, Kelurahan Sindang Kasih, Majalengka. Di sana terdapat bangunan bercungkup, batu-batu tempat semadi dan Sumur Cikahuripan yang airnya dipercaya bisa membawa keberkahan dalam hidup.

Bahkan pada 7 Juni 1994, Bupati Majalengka H Adam Hidayat ketika itu, berkenan meresmikannya sebagai kawasan cagar budaya yang harus dilindungi. Selain Sindang Kasih, tempat persinggahan Nyai Rambut Kasih lainnya terdapat di Dusun Banjaran Hilir, Kecamatan Banjaran, Majalengka.
Lokasinya berada di tanah milik seorang juru kunci yang diamanahi secara turun-temurun. Masyarakat Dusun Banjaran Hilir dan sekitarnya, sampai sekarang masih mempercayai akan kehadiran sosok Nyai Rambut Kasih di tempat itu.

Bila ada warga yang hendak menggelar pesta pernikahan atau khitanan, sudah menjadi keharusan untuk terlebih dahulu melakukan ziarah dan berkirim doa kepada Nyai Rambut Kasih. Dan apabila di dalam pesta digelar pula hiburan Jaipongan, maka sinden harus melantunkan tembang Sunda kesukaan Nyai Rambut Kasih seperti Kembang Beureum, Engko dan Salisih.
Konon, bila sinden tidak menembangkan lagu itu, maka akan ada keluarga empunya hajat yang kesurupan. Selain Sindang Kasih, tempat persinggahan Nyai Rambut Kasih lainnya terdapat di Dusun Banjaran Hilir, Kecamatan Banjaran, Majalengka.

Lokasinya berada di tanah milik seorang juru kunci yang diamanahi secara turun-temurun. Masyarakat Dusun Banjaran Hilir dan sekitarnya, sampai sekarang masih mempercayai akan kehadiran sosok Nyai Rambut Kasih di tempat itu. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Parawisata (Disporabudpar) Kabupaten Majalengka, Ahmad Susanto, berdasarkan sejarah petilasan Nyai Rambut Kasih yang berada di atas bukit miliki nilai historis yang luar biasa. Ratu Nyai Rambut Kasih merupakan ratu yang adil dan bijaksana.

Konon katanya dia menghilang karena saat itu, Pangeran Muhammad (Putra Sunan Gunung Djati) mengajak masuk Islam, namun merasa keberatan. Terjadilah pertarungan dan kalah lalu menghilang di sini dengan ditandai sebuah batu. "Keberadaan Nyai Rambut Kasih tidak terlepas dari sejarah berdirinya Kabupaten Majalengka. Hal itu bisa ditandai dengan adanya sejumlah bukti petilasannya untuk meyakinkan keberadaannya," paparnya.

Sumber :
- Diolah dari berbagai sumber
https://daerah.sindonews.com/berita/1033199/29/nyai-rambut-kasih-ratu-majalengka-nan-sakti-dan-cantik?showpage=all

Rabu, 27 Oktober 2021

Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

 

Hari ini 93 tahun lalu, tepatnya 27 Oktober 1928, Kongres Pemuda II dimulai. Dari kongres itu lahirlah Sumpah Pemuda. Momentum Sumpah Pemuda menjadi salah satu titik balik perjalanan bangsa Indonesia menuju Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Sebab, saat itu Indonesia masih terpecah belah sehingga para pemuda belum memahami arah perjuanganmenuju Kemerdekaan Indonesia. Persatuan itu kemudian ditandai dengan momentum Sumpah Pemuda.

Pada 1908, rakyat Indonesia mulai memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah. Di berbagai wilayah, pemuda Indonesia mulai membentuk perkumpulan dan menentang penjajah. Kemudian pada 1928, rasa kebangsaan Indonesia dan persatuan Indonesia mulai menjadi cermin dari rasa bangga, rasa memiliki cita-cita tinggi untuk Indonesia merdeka.

Pengakuan dari para pemuda Indonesia yang mengikrarkan satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa adalah Sumpah Pemuda.

Peristiwa Sumpah Pemuda dibacakan pada 28 Oktober 1928, yang merupakan hasil rumusan dari kerapatan pemuda-pemudi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang kini diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda setiap tahunnya.

Kongres Pemuda II dilaksanakan selama tiga sesi pada tiga tempat yang berbeda yang dilakukan oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Anggota organisasi PPPI adalah pelajar dari seluruh wilayah Indonesia.

Kemudian para wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon ikut hadir pada Kongres. Selain itu, pengamat dari pemuda Tionghoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Sianf dan Tjoi Djien Kwie juga turut hadir. 

Berikut tiga rapat yang dilaksanakan oleh PPPI dalam Sumpah Pemuda.

Rapat pertama dilakukan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 yang dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.

Dalam sambutannya, Soegondo Djojopuspito, tokoh di balik lahirnya sumpah pemuda, berharap konferensi ini dapat mempererat kohesi generasi muda. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan Moehamad Jamin mengenai arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. 

Rapat kedua, Minggu 28 Oktober 1928, yang dilakukan di gedung Oost-Java Bioscoop. Pada rapat kedua membahas mengenai masalah pendidikan. Rapat ini dihadiri oleh kedua pembicara yaitu Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. 

Kedua pembicara tersebut sependapat bahwa anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan serta keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Mereka juga sependapat bahwa anak harus dididik secara demokratis. 

Selanjutnya, pada rapat ketiga, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi. Sedangkan, Ramelan berpendapat bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. 

Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak agar disiplin dan mandiri. Kemudian, sebelum kongres ditutup dengan lagu Indonesia karya Wage Rudolf Supratman yang disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kemudian Kongres ditutup dengan mengumumkan hasil rapat Kongres. 


Sumber Berita :

https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/27/082914665/kongres-pemuda-27-oktober-1928-sejarah-lahirnya-sumpah-pemuda?page=all

https://www.liputan6.com/citizen6/read/4694554/sejarah-lahirnya-sumpah-pemuda-28-oktober

edited by EK

Kamis, 14 Oktober 2021

PENTINGNYA PARTAI-PARTAI OPOSISI DALAM PEMERINTAHAN

 

Oposisi dalam dunia politik berarti partai penentang di dewan perwakilan dan sebagainya yang menentang dan mengkritik pendapat atau kebijaksanaan politik golongan yang berkuasa. Beberapa parpol ada yang menyebut dirinya sebagai partai penyeimbang.

Opposition lazim diterjemahkan menjadi oposisi. Kata itu berasal dari bahasa Latin oppōnere, yang berarti menentang, menolak, melawan. Nilai konsep, bentuk, cara, dan alat oposisi itu bervariasi. Nilainya antara kepentingan bersama sampai pada kepentingan pribadi atau kelompok.

Berpolitik itu bukan cuma berkuasa, tapi juga beroposisi. Keduanya sama pentingnya dan sama terhormatnya. Berkuasa berarti menjadi pelaksana kekuasaan, beroposisi berarti memberi alternatif pilihan.

Sistem kekuasaan tanpa oposisi adalah fasisme dan otoritarianisme. Karena itu, kehadir - an oposisi yang efektif dalam sistem kekuasaan adalah kebutuhan dan keharusan. Tanpa oposisi tak ada demokrasi yang sehat. Demokrasi menjadi layu dan lumpuh. Publik tak memiliki pilihan, dan penguasa tak terkontrol.

"Beroposisi artinya berperan aktif mengkritik kebijakan pemerintah yang memberatkan rakyat. Dengan demikian masyarakat merasa aspirasi mereka tersalurkan. Kritik yang dilancarkan juga penting berbobot. Artinya, tidak hanya mengkritik tetapi tidak bisa memberi solusi konkret terhadap permasalahan mengemuka yang dirasakan masyarakat. Sering-seringlah mengkritik kebijakan pemerintah yang salah, maka akan dapat mendapat simpati publik" ujar Eddy Kurniawan S.Sos salah seorang pengamat politik.

Menurut beliau juga "Oposisi harus militan melakukan pendekatan pada masyarakat, jika ingin diterima pada Pemilu 2024 mendatang. Jadi militansi kader partai bisa ditunjukkan dengan sering turun ke bawah mendampingi masyarakat menghadapi permasalahan yang mengemuka dengan memberikan solusi yang konkret. Contohnya para kader yang militan dapat mendampingi masyarakat ketika masyarakat sedang mengalami kesulitan mendapat akses pengobatan, pendidikan dan hal-hal mendasar lainnya".

Kita sangat membutuhkan pemerintah yang kuat dan efektif, sebagaimana kita juga sangat membutuhkan oposisi yang kuat dan efektif. Hal itu akan menciptakan keseimbangan yang sehat. Mereka akan saling mengontrol dan saling mengingatkan. Ujungnya adalah hadirnya kesejahteraan rakyat dan tegaknya keadilan sosial.

Sumber berita:


https://id.wikipedia.org/wiki/Oposisi_(politik)

https://www.republika.co.id/berita/napdep/belajar-beroposisi

Senin, 04 Oktober 2021

Sejarah Singkat Hari Lahirnya TNI (5 Oktober)

 

Setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari lahirnya Tentara Nasional (TNI). Tahun ini, upacara peringatan HUT TNI ke-76 akan digelar Selasa hari ini (5/10/2021).

Sejarah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk melalui perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari ancaman Belanda yang ingin kembali berkuasa menjajah Indonesia melalui kekerasan senjata.

TNI pada awalnya merupakan organisasi yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan selanjutnya diubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Pada masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat Indonesia membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan perjuangan rakyat. Usaha pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, sambil bertempur dan berjuang untuk menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa.

Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara resmi.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak didirikan mengalami banyak perkembangan dan penyempurnaan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya.
Berikut sejarah singkat berdirinya TNI seperti yang dilansir dari indonesiabaik.id :

22 Agustus 1945
Pada masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat Indonesia membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan perjuangan rakyat. Mereka membentuk organisasi Badan Keamanan Rakyat (BKR).

5 Oktober 1945
Berawal dari pembentukan organisasi Badan Keamanan Rakyat inilah selanjutnya berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

23 Januari 1946
Untuk memperbaiki susunan yang sesuai dengan dasar militer international, TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

3 Juni 1947
Seiring menyempurnakan kelembagaan nama TRI diganti menjadi Tentara Republik Nasional Indonesia (TNI).

Tahun 1962
TNI digabungkan dengan Kepolisian Negara (Polri) menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

1 April 1999
TNI dan Polri secara resmi kembali dipisah. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI.
TNI dibagi Menjadi 3 Matra/Angkatan yaitu Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI-AD), Tentara Nasional Angkatan Udara (TNI-AU), dan Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI-AL).

Sumber :
www.wikipedia
https://www.dara.co.id/setiap-5-oktober-diperingati-hari-lahirnya-tni-simak-sejarah-singkatnya.html


Minggu, 03 Oktober 2021

ISLAM ITU INDAH

 

Agama Islam adalah agama yang penuh cinta dan kasih sayang, agama yang dapat menyudahi kegelapan, dan memulai kehidupan baru yang lebih menjanjikan dan terang benderang. Agama yang sempurna, dan relevan di setiap zaman hingga akhir dunia.

Ketika setiap orang mengerti bahwa Islam itu indah, maka setiap detik dalam kehidupannya, tidak akan luput dalam benaknya untuk mengingat Allah. Mengingat Dzat Yang Menyandang Nama Allah.

Islam Itu Indah

Sejarah peradaban Islam yang sudah tercatat pada sejarah dunia, menunjukkan bahwa Islam pernah mengalami masa kejayaan, masa di mana dapat mengubah hidup manusia yang terbelakang, menjadi kehidupan yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan perkembangan.

Daulah Islam Andalusia, Kerajaan Turki Utsmani, dan Kerajaan Mughal di India, adalah contoh dari peradaban Islam yang pernah berjaya, mereka menyebarkan pengaruhnya ke berbagai aspek kehidupan.

Ajaran Islam yang mereka sebar luaskan ini tidak hanya membimbing hubungan antara manusia dengan Tuhan, melainkan juga hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Sebagaimana firman Allah dalam Surat an-Nahl ayat 89.

Surat an-Nahl ayat 89 dalam bahasa arab

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا عَلَيْهِمْ مِّنْ اَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيْدًا عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِۗ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ

Surat an-Nahl ayat 89 dalam bahasa latin

“Wa yauma nab’aṡu fī kulli ummatin syahīdan ‘alaihim min anfusihim wa ji`nā bika syahīdan ‘alā hā`ulā`, wa nazzalnā ‘alaikal-kitāba tibyānal likulli syai`iw wa hudaw wa raḥmataw wa busyrā lil-muslimīn.”

Terjemahan Arti surat an-Nahl ayat 89

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).

Selain itu, juga dapat dilihat pada Surat Yunus ayat 57, al-Baqarah ayat 185, al-Maidah ayat 6, al-Hajj ayat 78, dan ayat – ayat lain yang semakna.

Dalam al-Quran, telah jelas disebutkan tata krama yang harus dipegang sungguh – sungguh, ketika berhadapan dengan Tuhan, manusia, maupun alam. Berbuat kerusakan, bukanlah hal yang diinginkan Islam, dan tentu akan dimurkai-Nya.

Allah sendirilah yang menugaskan kepada manusia, untuk menjadi khalifah di bumi, memakmurkan bumi, dan beribadah kepada Allah, sebagaimana yang disebut dalam Surat Huud ayat 61 dan Surat Adz-Zariyat ayat 56.

Semua aspek kehidupan manusia, seperti yang telah disebutkan, sudah diatur. Mulai dari bangun tidur, hingga kembali tidur. Mulai dari menginjakkan kaki keluar rumah, hingga pulang kembali. Selain menjalankan amalan wajib, Anda juga dapat melakukan ibadah sunah sehari – hari.

Menyeimbangkan Ibadah Wajib dengan Sunnah

Berikut tiga keuntungan ketika menyeimbangkan ibadah wajib dengan sunah, di antaranya:

1. Meraih cinta Allah.

Ibnul Qayyim pernah mengatakan bahwa Allah akan mencintai hamba – hamba-Nya jika mereka mengikuti Rasulullah Saw, secara lahir maupun batin.

Membenarnya berita apapun yang dibawanya, menaati perintah, menerima dakwah, memuliakan Rasulullah Saw. karena rasa patuh, menaati hukumnya, tidak mencintai dan menaati makhluk lain karena cinta dan taat terhadapnya,

2. Akan merasa bersama Allah.

Setelah hamba meraih cinta-Nya, maka ia akan selalu meraih kebersamaan-Nya, karena semua yang dilakukan hanya untuk mencari ridho-Nya.

3. Doa – doanya dikabulkan.

Ketika seorang hamba telah mendapat cinta dan kebersamaan-Nya, maka Allah akan senantiasa memberi taufik dan hidayah, serta mengabulkan doa – doanya.

Islam itu indah, ketika seorang hamba ikhlas menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi apa – apa yang dimurkai-Nya, Islam itu akan mudah baginya, sama sekali tidak ada hal yang memberatkan. Contohnya adalah seperti yang dikisahkan oleh Ibnul Qayyim tentang gurunya, Ibnu Taimiyah, dalam buku Al Waabilush Shoyyib.

Ibnu Taimiyah justru terlihat semakin menikmati Islam ketika beliau tengah mendapat siksaan berat dan cemooh dari musuh – musuh, lantaran mendakwahkan akidah ahlus sunnah wal jama’ah. Dengan adanya keimanan dan ketaatan, hakikinya hidup tenang dan bahagia, akan dapat dirasakan.

Hikmah dari mendapatkan ujian ataupun cobaan justru akan memberikan kebaikan dan manfaat untuk meningkatkan kadar keimanan dan sarana mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, cobaan akan menghapus dan membersihkan dosa – dosa hamba-Nya.

Dengan kalimat islam itu indah yang sering diucapkan para pendakwah beserta bukti – bukti keindahan dan cara mendapatkannya, masih banyak yang merasa berat untuk melakukan ibadah – ibadah wajib, terlebih lagi ibadah sunah, seperti sholat malam, dhuha, atau amalan – amalan yang lain.

Jika masih belum dapat merasakan indahnya Islam, yang perlu diperbaiki bukanlah ibadah – ibadah itu, atau jangan menyalahkan bahwa ibadah – ibadah itu tidak seindah yang pernah dikatakan, justru yang perlu diperbaiki dan dilihat kembali, adalah hati dan keimanan. Bisa jadi kotoran menumpuk di situ.

Ibaratkan dengan perbedaan orang sehat yang makan makanan paling enak, dan orang sakit yang diberi makanan yang sama enaknya. Orang sakit itu pasti tidak akan selahap orang yang sehat, atau bahkan tidak akan habis. Begitulah cara memandangnya untuk dapat merasakan dan membuktikan bahwa Islam itu indah. Dibutuhkan iman dan hati yang sehat untuk menikmatinya.

Berusaha menyembuhkan dan menghilangkan penyakit, dengan al-Quran, itulah yang dapat dilakukan, karena al-Quran adalah obat dan penyembuh, berdasarkan Surat al-Israa’ ayat 82 dan Yunus ayat 5. Artinya, untuk mengobati hati adalah dengan menjalani petunjuk dan arahan yang ada tertulis dalam al-Quran dan sunah Rasulullah Saw.

Tiga Cara Untuk Menyembuhkan Hati

Ibnul Qayyim, dengan tetap berpegang pada al-Quran dan hadits, menyebutkan tiga cara untuk menyembuhkan hati, yaitu:

1. Hifzhul Quwwah, atau memelihara kekuatan dan kondisi hati.

Cara ini dapat dilakukan dengan sering ibadah dan beramal shaleh, seperti berdzikir, membaca al-Quran dan meresapi maknanya, serta belajar ilmu agama.

2. Al Himyatu ‘Anil Mu’dzi, yaitu menghindarkan hati dari penyakit lain.

Dapat dilakukan dengan cara menjauhi perbuatan dosa, maksiat, dan perbuatan menyimpang lain.

3. Istifragul Mawaaddil Faasidah,

yaitu membersihkan noda – noda di hati akibat perbuatan yang lalu. Dapat dilakukan dengan cara beristighfar dan bertaubat dengan sungguh – sungguh.

Biasanya, akan terasa berat di awal usaha, namun hal ini adalah proses untuk menguji kesungguhan dan kesabaran. Setelah semua itu terlewati, Insyaa Allaah, Allah akan memberi taufik dan hidayah-Nya untuk hamba – hamba-Nya yang berusaha.

Besar kecilnya hidayah yang Allah berikan, tergantung dari sejauh mana seorang hamba bisa bersabar dan bersungguh – sungguh dalam mencari ridho di jalan-Nya. Hal ini sesuai dengan komentar Imam Ibnu Qayyim Al Jauziiyyah atas Surat al-‘Ankabuut ayat 69.

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

Bacaan surat al-‘Ankabuut ayat 69

“wallażīna jāhadụ fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lama’al-muḥsinīn.”

Terjemahan Arti surat al-‘Ankabuut ayat 69

“(Dalam ayat ini) Allah menggandengkan hidayah (dari-Nya) dengan perjuangan dan kesungguhan (manusia), maka orang yang paling sempurna (mendapatkan) hidayah dari Allah adalah orang yang paling besar perjuangan dan kesungguhannya”.

Hadits shahih Imam Muslim dan lainnya, dari Abu Huraira, Rasulullah bersabda, “Dunia ini adalah penjara (bagi) orang yang beriman dan surga (bagi) orang kafir”.

Inti tafsir hadits tersebut oleh Ibnul Qayyim adalah sebahagia apapun orang beriman di dunia, tetap akan menjadi penjara baginya, jika dibandingkan dengan besarnya balasan berupa kebaikan dan kenikmatan yang akan diterima di akhirat. Dan sengsara apapun orang kafir di dunia, akan menjadi surga dibanding dengan balasan berupa kepedihan yang akan diterima di akhirat nanti.

Tafsir di atas juga pernah terjadi pada ulama ahli hadits, Al Hafiz Ibnu Hajar Al ‘Asqalaani, dengan seorang Yahudi yang kondisinya memprihatinkan. Singkat cerita, seorang Yahudi ini akhirnya memutuskan untuk menganut agama Islam.


Sumber :

https://umma.id/article/share/id/1002/572979