سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Minggu, 06 Juni 2021

Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah (Pangersa Abah Anom)

 

Mursyid Tarekat Naqsyabandiyyah Al-Haqqaniy Syeikh Nazim Adil Al-Haqqani dan 
Syeikh Muhammad Hisyam Al-Kabbaniy bersilaturrahim Pada Mursyid 
TQN Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin
Pangersa Abah Anom di Suryalaya Tasikmalaya, Beliau menjelaskan tentang tata cara dzikir tarekat qadiriyah naqsabandiyah yang benar, untuk bisa secara cepat sampai kepada tujuannya yaitu Alloh dan Ridlo-Nya. Berikut ini adalah wasiat Beliau (yang masih sempat kami ingat) saat Beliau memberikan talqin Dzikir jahar dengan lafal dzikir LAAILAAHA-ILLALLOH.;

“...Syetan benar-benar tak akan berhenti menggoda kita dari arah muka, belakang, serta dari arah kanan dan kiri kita supaya mereka mendapati kita sebagai hamba yang tidak bisa bersyukur. ‘Tsumma la-atiyannahum min aidiihim wamin kholfihim wa ‘an aimaanihim wa ‘an syamaa-ilihim walaa tajidu aktsarahum syaakirien’. Karena itu, tutuplah godaan syetan yang akan masuk melalui pintu depan dan belakang kita dengan membaca Laa (ditari dari bawah pusar ke atas sampai ke ubun-ubun dengan menyentuh tiga lathifah; lathifah akhfa, lathifah anfsu, dan lathifah qolab), tutuplah pintu yang kanan pula dengan membaca ilaaha (ditarik dari atas ke bawah ke arah dada sebelah kanan dengan menyentuh dua lathifah; althifah ruh dan lathifah akhfa), dan tutuplah pintu yang kiri pula dengan membaca illalloh sekuat-kuatnya (hujamkan ke arah dada sebelah kiri menyentuh dua lathifah; lathifah sirri dan lathifah qolbi). Dengan laailaaha hancurkan seluruh akhlak (sifat) tercela dan pikiran-pikiran serta perasaan yang kotor, kemudian isilah dengan akhlak (sifat-sifat terpuji) dari Alloh dengan bacaan yang kuat illalloh. Dengan mata tertutup, mari sama-sama kita praktekkan...”

Dzikir khofiy ALLOHU...ALLOH. Kaitannya dengan hal ini masih akan kami nuqilkan juga petunjuk dari Waliy Mursyid Abah Anom saat Beliau mantalqin kami (kali yang pertama), yaitu talqin dzikir khofinya;

“Katupkan kedua bibirmu, pejamkan kedua matamu, tekuklah lidahmu ke langit-langit (seperti lidah orang yang telah mati), tundukkanlah kepalamu ke arah qalbu (kira-kira dua jari di bawah puting susu sebelah kiri), tariklah nafas dan tahanlah di bawah pusar, tenangkanlah seluruh tubuhmu, dan kembalikanlah semuanya kepada Alloh, pasrahkanlah semuanya kepada Alloh, hilangkanlah kata-kata ‘ku’;dari-ku, milik-ku, oleh-ku, karena-ku, dan ‘ku’ ‘ku’ yang lain, kembalikanlah semuanya kepada Alloh sambil berdzikir khofiy dalam hati sekuat-kuatnya terus menerus.”

Dari kedua jenis amalan dzikir di atas, kita akan mendapati di dalam masing-masingnya ada “sikap lahir” dan “sikap bathin”.

Sikap lahir dari dzikir jahar laa-laaha illalloh adalah antara lain;
  • Pejamkan kedua mata.
  • Menggerakkan kepada (dari pusar) ke atas ke dada kanan dan ke dada kiri. Dengan cara ini tubuh kita akan sulit diajak ngantuk, pikiranpun sulit pula untuk diajak melamun (dibanding yang tidak pakai gerakan kepala).
  • Mengeraskan suara dengan pukulan yang tepat dan kuat.
  • Sebelumnya ada wudlu, ada parfum, ada pakaian yang suci, dan lain-lain [baca: adab dzikir].

Adapun sikap bathin dalam dzikir jahar laailaaha-illalloh adalah antara lain;
  • Membayangkan diri sedang berkelahi atau sedang menutup pintu-pintu dari pengaruh syetan dengan ‘pedang’ laailaaha-illalloh.
  • Membayangkan diri sedang meninggalkan kampung dunia yang semu dengan laailaha dan membetahkan diri tinggal di kampung yang sejati (akhirat) dengan illalloh.
  • Membayangkan diri sedang membersihkan pikiran dan sifat-sifat (akhlak) yang kotor dengan laailaaha kemudian mengisikan ke dalam qalbu kita sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Alloh dengan illalloh.
  • Membayangkan diri sedang memerangi (mensirnakan) segala sesuatu dengan laailaaha dan menetapkan (menyisakan) dalam qalbu semata ‘Wujud Alloh’ sebagai satu-satunya tujuan pencarian dengan illalloh.
  • Sebelumnya, ada juga adab bathin semisal berniat dzikir hanya mencari Alloh dan Ridlo-Nya, menghadirkan sosok Mursyid yang akan membantunya menyirnakan selain Alloh dan menghantarkannya menuju Alloh, dan lai-lain.

Dzikir jahar (dalam tata cara berdzikir tarekat qodiriyah wan naqsyabandiyyah) baik lahir maupun bathin demi kecepatannya menuju Alloh. Paparan tersebut di atas adalah sudah merupakan ‘inti’-nya.

Tataran tingkat dasar dari target dzikir jahar laailaaha-illalloh adalah kesadaran bahwa tiada tuhan selain Alloh (LAA ILAAHA ILLALLOH). Tataran tingkat menengah dari target dzikir jahar laailaaha-ilalloh adalah kesadaran bahwa tiada yang dituju dan dicinta selain Alloh (LAA MAQSUUDA ILLALLOH). Adapun target tertingginya, adalah kesadaran bahwa tiada wujud hakiki selain Alloh (LAA MAWJUUDA ILLALLOH).

Pada intinya, kepentingan dzikir jahar laailaaha-ilalloh adalah berkait erat dengan UBUDIYAH (men-ta’aluh-kan Alloh) dalam hubungannya secara vertikal, dan (kelak) sampai pada gilirannya (pada dzikir khofiy) akan berkait erat dengan peran KEKHALIFAHAN dalam hubungannya secara horisontal. Dari sini bibit laailaaha-illalloh kemudian akan tumbuh meninggi dalam selongsing ‘batang’ yang disebut ‘sholat’. Dari batang ‘sholat’ akan tumbuh cabang berupa zakat, puasa, haji, dan seterusnya berupa amal-amal shalih (akhlaqul-karimah) dalam segala bentuknya.

Sikap lahir saat dzikir khofiy sebagaimana ang diajarkan waliy Mursyid, adalah antara lain seperti yang telah kami nuqilkan sebelumnya, yaitu:

  • “Katupkan kedua bibirmu, pejamkan kedua matamu, tekuklah lidahmu ke langit-langit (seperti lidah orang yang telah mati), tundukkanlah kepalamu ke arah qalbu (kira-kira dua jari di bawah puting susu sebelah kiri).”
  • “... Tahan nafas. Tariklah nafas dan tahanlah di bawah pusar,”
  • “... Tenangkanlah seluruh tubuhmu ... “
  • dan lain-lain.


Adapun sikap bathin dalam dzikir khofiy Allohu... Alloh adalah seperti yang Abah Anom pernah sampaikan, antara lain:

“... Pasrahkanlah semuanya kepada Alloh, hilangkanlah kata-kata ‘ku’;dari-ku, milik-ku, oleh-ku, karena-ku, dan ‘ku’ ‘ku’ yang lain, kembalikanlah semuanya kepada Alloh sambil berdzikir khofiy dalam hati sekuat-kuatnya terus menerus Allohu... Alloh, Allohu... Alloh, Allohu... Alloh.”

Apa yang kami sampaikan mengenai sikap bathin dalam dzikir khofiy di atas, adalah hanya beberapa saja dari yang Abah Anom berikan. Adapun apa-apa yang merupakan cabang dari sikap bathin (sebagai alat bantu bagi kecepatan perolehan target) yang masih ada pada ilmu Abah Anom yang belum disampaikan kepada kita pastilah amat banyak. Namun begitu menurut pribadi kami, apa yang telah kami sampaikan tersebut adalah sudah merupakan pemberian dari Abah Anom kepada kita mengenai sikap bathin yang terbaik dan yang tercepat menyampaikan kita kepada target dari dzikir khofiy yaitu wushul ilalloh (ma’rifatulloh).

Pelaksanaan dzikir ketika sedang berjamaan dengan sesama ikhwan, hendaknya dilakukan secara kompak sesuai komando sang imam dzikir. Anda bisa download video dzikir thoriqoh di bawah ini. Kenapa perlu kekompakan, bukankah dzikir itu yang dinilai oleh Alloh adalah hatinya? Nah, itu tahu. Jika sesuatu yang kelihatan jelas bisa didengarkan saja sudah tidak bisa kompak dengan sesama ikhwan, lalu bagaimana dalam hal pemikiran, sirr menangkap signale ketuhanan, organisasi, dan yang lainnya yang tidak bisa diinderawi?

Demi itulah, Guru Mursyid selalu menekankan agar ketika dzikir berjamaah hendaknya kompak satu dengan yang lainnya. Caranya kompak, ya ikutin imam dzikirnya. Untuk intonasi dzikirnya bisa Anda (pembaca) perhatikan video di bawah ini. Berikut hanya berupa suara dzikir jahar.




Sumber berita:
https://akurahasianya.blogspot.com/2018/12/tata-cara-dzikir-tarekat-qadiriyah.html


0 komentar:

Posting Komentar